Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Turis Jepang Batalkan 1000 Kamar di Bali

Kompas.com - 18/03/2011, 21:06 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Wisatawan asal Jepang telah membatalkan sedikitnya 1.000 kamar di sejumlah hotel di Bali, menyusul bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda negeri itu, Jumat (11/3/2011) lalu. "Pembatalan kamar hotel itu awalnya tidak signifikan, tetapi kemudian melonjak mencapai sekitar 1.000 room night setelah dampak gempa dan tsunami tersebut juga membuat reaktor nuklir bocor," kata Koordinator Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Ngurah Wijaya di Denpasar, Jumat (18/3/2011).

Ia menjelaskan, sehari setelah terjadi bencana di Jepang itu, pembatalan kamar hotel di Bali tidak terlalu serius. Namun sejak hari keempat, wisatawan Jepang serentak membatalkan liburannya ke Bali. "Awalnya pembatalan kamar hanya sedikit, tapi hari keempat dan kelima langsung melonjak. Keseriusan itu terutama terkait bocornya reaktor nuklir di Jepang tersebut," katanya.

Akibat pembatalan pesanan kamar tersebut, Wijaya mengatakan banyak pihak hotel yang mengalami kerugian. "Pasti ada kerugian, karena kamar yang sudah dipesan jauh-jauh hari tidak bisa dijual lagi," ujarnya.

Namun pihaknya mengaku menyadari terjadinya penurunan dan pembatalan pesanan hotel oleh wisatawan Jepang yang disebabkan bencana tersebut. "Meskipun mengalami kerugian, namun kami memahami dan menyadari bahwa memang hal tersebut wajar dilakukan oleh warga Jepang karena di negaranya sedang terjadi bencana hebat," ungkapnya.

Ngurah Wijaya menambahkan, penurunan kunjungan wisatawan Jepang ke Bali tidak hanya setelah terjadi bencana gempa dan tsunami itu, melainkan juga berlangsung tahun 2009-2010, yakni mencapai 25 persen.

Untuk di Kawasan Sanur saja, katanya, wisatawan Jepang diperkirakan hanya 20 persen dari total turis yang berasal dari berbagai negara.

Oleh karena itu, pihaknya sedang memikirkan langkah ke depan untuk kembali promosi ke Jepang, mengingat jumlah sebelumnya selalu menjadi yang terbanyak dibandingkan dari negara lain. Belakangan tergeser ke posisi kedua di bawah Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com