Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perakit Bom Itu Profesional

Kompas.com - 16/03/2011, 16:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat teroris Mardigu mengemukakan, perakit bom buku yang ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere, dan Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto, adalah orang yang profesional. Hal tersebut terlihat dari penggunaan pegas sebagai detonator dalam tiga rangkaian bom buku tersebut.

Rakitan dengan pegas tersebut, kata Mardigu, sulit dipelajari. "Yang menarik, dia tidak mengunakan positif-negatif, jegrek, sumbu, tapi pakai time box, pakai pegas. Ketiga bom pakai pegas. Yang pakai per (pegas) itu dipelajari lama dan perlu latihan. Itu sangat perofesional," tutur Mardigu, usai menghadiri diskusi di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (16/3/2011).

Dia menduga, perakit bom yang profesional tersebut mendapat pelatihan di luar negeri. "Entah di Afganistan atau Malaysia," ucapnya.

Sedangkan detonator berbentuk pegas, kata Mardigu, biasa ditemukan di Palestina atau Irlandia. "Dia mantan sekolah (teroris). Yang harus kita cari darimana dia (pelaku) mendapat detonatornya," ungkap Mardigu.

Menurut Mardigu, perakit menggunakan bahan berdaya ledak rendah dengan bungkus yang dapat berganti-ganti, seperti buku, pot bunga, atau tempat makan berbahan plastik. "Memang low explosive karena asapnya hitam," ujarnya.

Bahan peledak berdaya ledak rendah tersebut mudah didapat di pasaran, seperti sulfur dan garam dapur. Bom rakitan dengan detonator pegas, menurut Margidu, tidak mudah dijinakkan dengan pengetahuan awam. Bom dengan detonator pegas tidak akan mati hanya dengan disiram air, seperti yang dilakukan pada bom untuk Ulil yang meledak di Utan Kayu, Selasa (15/3/2011).

Seperti diberitakan, bom yang ditujukan kepada Ulil meledak saat berupaya dijinakkan Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan. Akibatnya lima orang terluka, termasuk Dodi yang tangannya diamputasi. Sementara dua bom lainnya berhasil dijinakkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

    Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

    Nasional
    Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

    Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

    Nasional
    Jajak Pendapat Litbang 'Kompas', Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

    Jajak Pendapat Litbang "Kompas", Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

    Nasional
    Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

    Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

    Nasional
    Jaksa Agung dan Kapolri Duduk Semobil di Tengah Isu Jampidsus Dikuntit Densus

    Jaksa Agung dan Kapolri Duduk Semobil di Tengah Isu Jampidsus Dikuntit Densus

    Nasional
    Eksepsi Diterima, Hakim Perintahkan KPK Bebaskan Gazalba Saleh

    Eksepsi Diterima, Hakim Perintahkan KPK Bebaskan Gazalba Saleh

    Nasional
    Kejagung Dijaga Polisi Militer Imbas Densus 88 Buntuti Jampidsus, Ini Dasar Hukumnya

    Kejagung Dijaga Polisi Militer Imbas Densus 88 Buntuti Jampidsus, Ini Dasar Hukumnya

    Nasional
    Momen Gandeng Tangan dengan Jaksa Agung dan Kapolri, Menko Polhukam: Ingat, Sudah Gandengan, Lho...

    Momen Gandeng Tangan dengan Jaksa Agung dan Kapolri, Menko Polhukam: Ingat, Sudah Gandengan, Lho...

    Nasional
    Jajak Pendapat Litbang 'Kompas': 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

    Jajak Pendapat Litbang "Kompas": 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

    Nasional
    Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

    Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

    Nasional
    Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

    Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

    Nasional
    PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

    PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

    Nasional
    Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

    Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

    Nasional
    Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

    Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

    Nasional
    KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

    KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com