Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikejar Tsunami dari Aceh hingga Jepang

Kompas.com - 15/03/2011, 07:32 WIB

Sejak setahun terakhir, Haryadi menjalin hubungan baik dengan nelayan Indonesia yang menjadi anak buah kapal di Jepang. Haryadi mencoba membaurkan para nelayan dengan mahasiswa Indonesia. ”Semua anak buah kapal Jepang pencari ikan di Sendai memiliki anak buah kapal dari Indonesia. Satu kapal biasanya tujuh orang, semuanya Indonesia. Hanya kaptennya yang orang Jepang,” katanya.

Setiap merapat, beberapa anak buah kapal itu, salah satunya Nanto, menghubungi Haryadi. ”Nanto merapat ke Shiogama sebulan sekali,” ujarnya.

Pukul 14.00 siang, Haryadi berjalan menuju Shiogama bersama seorang temannya warga Jepang. Namun, tepat di ujung jembatan menuju Shiogama, gempa mengguncang keras. Haryadi terjatuh. Sirene tsunami bergema di mana-mana. Ia memaparkan, ”Saya segera bangkit dan berlari menjauh dari laut. Guncangannya sangat keras dan saya langsung berpikir pasti terjadi tsunami.”

Saat itu suhu di bawah titik nol derajat. Udara dingin. Haryadi berlari di tengah guyuran salju. Sekitar 2 kilometer berlari dari jembatan itu, ia mendengar suara gemuruh air dari arah laut. Tsunami menderu. ”Saya tidak ingat berapa jauh berlari. Namun, setelah sampai rumah, segera membawa anak saya berlari ke arah bukit,” ujarnya.

Selama tiga hari Haryadi dan anaknya serta beberapa tetangga mengungsi di bukit kecil. Tak ada makanan karena pasokan makanan sangat kurang.

Haryadi dan rombongannya bertahan hidup dengan makan seadanya. ”Tidak ada jatah makan di pengungsian. Yang dapat cuma anak anak dan ibu hamil,” tuturnya. Ia pun tak tahu bagaimana nasib Nanto.

Ketika Tim Bantuan KBRI menemukan Haryadi pada Minggu siang, ia langsung mengajak tim ke Shiogama untuk mencari Nanto. Namun, area itu ditutup Pasukan Bela Diri Jepang karena tsunami kembali datang. Kini Haryadi hanya pasrah dan menitipkan nasib kawan-kawannya yang masih tersisa di Sendai pada kesigapan Tim Bantuan KBRI Jepang.

Haryadi bersiap pulang ke Indonesia, ikut rombongan 103 pengungsi Indonesia yang akan dipulangkan ke Jakarta. ”Saya sudah menitipkan tanggung jawab ke Pak Dubes untuk mencari kawan-kawan saya yang barangkali masih di sana,” katanya.

Dubes RI untuk Jepang Muhammad Lutfi berjanji akan berupaya dengan segenap daya untuk mencari orang-orang Indonesia di sana. ”Banyak nelayan Indonesia yang bekerja di Shiogama dan Kesennuma. Kami belum tahu jumlah tepatnya, tetapi kemungkinan cukup banyak,” ujarnya.

Sesuai data terakhir berdasarkan Pusat Krisis Persatuan Pelajar Indonesia dan KBRI Tokyo, total warga negara Indonesia yang belum diketahui keberadaannya 376 orang dari 1.301 orang Indonesia yang terdata di Jepang.

Lutfi mengatakan, masih ada tim KBRI yang bertahan di sekitar Sendai, tetapi medannya memang sangat berat. Ia menambahkan, ”Tadi Mayor Zaenal (Ketua Tim Bantuan KBRI) melaporkan, gempa masih terus terjadi dan banyak area yang masih ditutup.”

Akan tetapi, Lutfi berjanji, ”Kami akan terus mencari warga negara Indonesia sampai orang terakhir.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com