Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Demonstran Tewas, Amerika Kecam Yaman

Kompas.com - 14/03/2011, 03:32 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Amerika Serikat sangat khawatir atas korban tewas dan cedera yang terus berjatuhan di kalangan demonstran Yaman dan mendesak "kekerasan segera diakhiri".

"AS sangat khawatir atas pemberitaan yang terus berlangsung mengenai kematian dan pencederaan pada demonstrasi di Yaman dalam sepekan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Philip Crowley, dalam sebuah pernyataan, Minggu (13/3/2011). "Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga dan kerabat mereka yang kehilangan nyawa," katanya menambahkan.

Ia menyampaikan pernyataan itu di tengah pemberitaan soal tiga orang tewas dan puluhan orang terluka dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pemrotes Minggu.

Sejumlah saksi mengatakan, puluhan orang terluka ketika polisi dan loyalis Partai Kongres Rakyat Umum yang berkuasa menyerang pemrotes di Lapangan Universitas dengan tembakan peluru amunisi dan gas air mata.

"Penduduk di mana pun memiliki hak universal yang sama untuk berdemonstrasi secara damai dan berkumpul secara bebas dan mengungkapkan pendapat mereka. Kekerasan harus segera berhenti," kata Crowley.

"Kebuntuan politik saat ini hanya bisa diatasi ketika semua pihak terlibat dalam proses negosiasi dan dialog yang damai," tambah juru bicara AS itu. Dalam beberapa waktu terakhir ini, protes meningkat untuk menentang pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh, yang berkuasa sejak 1978.

Belasan orang dikabarkan tewas sejak protes anti-pemerintah meletus pada 16 Februari. Saleh, yang negaranya diimpit kemiskinan, saat ini berusaha menumpas Al-Qaeda, meredam gerakan separatisme di selatan dan menjaga gencatan senjata yang rapuh dengan pemberontak Syiah di wilayah utara.

Saleh mengamati kerusuhan yang meluas di dunia Arab dan telah mengisyaratkan bahwa ia akan berhenti setelah masa tugasnya berakhir pada 2013. Ia sebelumnya memangkas pajak dan menjanjikan kenaikan gaji bagi pegawai negeri dan tentara.

Diilhami pemberontakan yang menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali pada Januari dan protes anti-pemerintah di Mesir yang akhirnya menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada Februari, demonstran Yaman juga menuntut pengunduran diri Saleh dalam beberapa waktu terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com