Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat WNI Dipastikan Hilang

Kompas.com - 14/03/2011, 03:11 WIB

Tokyo, Kompas - Empat warga negara Indonesia dipastikan hilang dalam gempa dan tsunami yang menerjang Jepang, Jumat (11/3). Sedangkan sebanyak 259 orang yang tinggal di Prefektur Iwate, Miyagi, dan Fukushima masih belum diketahui keberadaannya.

Wartawan Kompas Ahmad Arif melaporkan dari Tokyo, Minggu (13/3), Duta Besar (Dubes) Indonesia di Jepang Muhammad Lutfi menyampaikan hal itu di Crisis Center Indonesia, Tokyo, Minggu (13/3).

”Otorita Jepang memastikan keempat orang itu hilang. Mereka adalah Sunardi (27), Aripin Siregar (29), Tony Setiawan (30), dan Rudi Hartoni (30),” kata Dubes Lutfi.

Menurut Lutfi, saat terjadi tsunami, keempat WNI yang bekerja sebagai anak buah Kapal Kunimaru No 3 tengah berada di Pelabuhan Shiogama, Sendai, untuk menjual ikan hasil tangkapan. ”Kapalnya sudah ditemukan dan ditarik ke darat. Tetapi kesepuluh anak buah kapal, termasuk empat orang Indonesia, tidak ditemukan lagi,” kata dia.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia, dari 140 WNI yang tinggal di Iwate, sebanyak 42 orang sudah dapat dihubungi dan dalam keadaan selamat. Sebanyak 274 orang di Miyagi, 216 di antaranya sudah dipastikan selamat. Di Fukushima, dari 82 WNI di sana, sebanyak 19 orang sudah diidentifikasi selamat. ”Kami terus melacak keberadaan warga kita di lokasi yang terparah terkena bencana,” kata dia.

Lutfi menambahkan, KBRI telah mengirim dua tim untuk mengevakuasi WNI di tiga prefektur tersebut. Tim pertama dikirim pada Sabtu (12/3) pukul 2.30 dan tim kedua dikirim pada Minggu (13/3) sekitar pukul 15.00. Malam ini tim dijadwalkan akan tiba.

”Sebanyak 121 orang sudah siap dievakuasi. Kami adalah rombongan pertama dari negara asing yang datang ke lokasi bencana. Kami bergabung dengan tim negara ASEAN, seperti Thailand dan Filipina,” kata dia.

Khawatirkan nuklir

Lutfi mengatakan, masalah yang sekarang ditakutkan adalah kebocoran radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima, yang mengalami kerusakan. Menurut Lutfi, ada enam WNI yang tinggal di area rawan sekitar PLTN Fukushima, dan saat ini tengah dijemput tim evakuasi.

Dari pantauan lapangan di Prefektur Chiba, sekitar 300 km dari Fukushima, gempa telah merusak lebih dari separuh jaringan air di kota itu. Ratusan orang harus antre di beberapa penampungan air di kota itu. Rembesan air menggenangi sebagian jalan. Beberapa bangunan dan jalanan retak-retak, bahkan sebagian ada yang roboh terhantam tsunami. Sekolah-sekolah diliburkan hingga Selasa depan.

Di Tokyo, suasana sudah normal. Lalu lintas, yang sehari sebelumnya lumpuh, sudah mulai lancar walaupun belum semua bus beroperasi. Kereta bawah tanah sudah normal.

Hanya saja, menurut laporan wartawan Kompas Dahono Fitrianto yang juga berada di Tokyo, Pemerintah Metropolitan Tokyo dan kota-kota di sekitarnya masih mengimbau warga untuk tidak keluar rumah, kecuali ada keperluan mendesak atau darurat. ”Sepanjang hari ini sudah ada tiga kali pengumuman untuk tidak keluar rumah,” tutur Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, pengajar asal Indonesia di Chiba University di kota Chiba, sekitar 34 kilometer tenggara Tokyo.

Dari pantauan tim penjemput KBRI yang tengah menuju daerah terparah di Fukushima, sejumlah toko sudah buka, tetapi untuk pembelian bahan makanan, warga dibatasi hanya boleh membeli lima jenis. Mayor Zaenal Arifin yang memimpin evakuasi mengatakan, warga terlihat mengantre panjang di beberapa toko yang mulai buka.

Untuk bensin, setiap kendaraan dibatasi hanya boleh mengisi 20 liter atau senilai 2.000 yen (sekitar Rp 250.000). Transportasi umum masih lumpuh, termasuk infrastruktur kereta yang hancur total di kota tersebut. Warga sangat sulit memperoleh taksi sekalipun.

Zaenal juga menyebutkan, sekitar pukul 16.00 di wilayah Shiogama, Miyagi, terjadi gempa susulan sekitar 6.3 skala Richter yang memicu peringatan tsunami. Tim penjemput belum diizinkan masuk ke wilayah tersebut karena masih rawan. Sejumlah tentara dan polisi tampak berjaga-jaga di wilayah tersebut. Informasi yang diperoleh, ada 25 WNI di wilayah tersebut, yaitu nelayan kapal ikan.

Buka posko di Sendai

KBRI di Jepang sejak Sabtu malam juga telah membuka posko tanggap darurat bencana bagi WNI di lokasi pusat bencana di kota Sendai, Provinsi Miyagi. Posko ini akan mendata WNI di lokasi tersebut dan menyiapkan evakuasi ke tempat aman.

Dubes M Lutfi mengungkapkan, tim darurat telah dikirimkan ke Sendai sejak Sabtu dini hari dan baru mencapai lokasi Sabtu malam dan langsung mendirikan posko darurat. ”Kami akan ungsikan semua WNI dari sana karena kondisinya sangat memprihatinkan. Selain tiada bahan makanan cukup, juga tanpa listrik dan tanpa pemanas,” ujar Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com