Kaum revolusioner di kota Ras Lanuf terus mempersiapkan diri dengan rudal antiserangan udara guna mengantisipasi serangan pesawat tempur loyalis Khadafy yang bisa terjadi setiap saat.
Dewan Nasional Transisi yang berbasis di Benghazi meminta para pemuda revolusioner bersenjata tidak bergerak maju ke arah barat lebih jauh dari kota Ras Lanuf saat ini. Menurut Dewan Nasional Transisi, sedang disiapkan perencanaan serangan oleh para perwira militer yang membelot dari Khadafy atas kota-kota sebelah barat Ras Lanuf, seperti kota Sirte.
Upaya kaum revolusioner mencoba maju ke arah Desa Bin Jawad hari Minggu lalu dapat digagalkan oleh pasukan Khadafy yang bertahan di desa tersebut.
Namun, diberitakan, kaum revolusioner yang dihinggapi semangat luar biasa hari Selasa lalu masih terus mencoba maju ke arah barat menuju Bin Jawad. Dilaporkan, terjadi pertempuran sengit di pintu gerbang Bin Jawad. Namun, kaum revolusioner masih gagal masuk ke tengah Desa Bin Jawad yang dipertahankan habis-habisan oleh pasukan pro-Khadafy.
Sedikitnya ada 20 korban luka-luka dari pemuda revolusioner dari pertempuran Bin Jawad yang dibawa ke rumah sakit Ras Lanuf.
Menurut dokter di rumah sakit Ras Lanuf, Awad al-Ghaweiri, kota Ras Lanuf masih butuh bantuan obat-obatan dan tenaga dokter. ”Jumlah korban luka-luka atau tewas yang datang ke rumah sakit melebihi kapasitas rumah sakit. Kami sering terpaksa membawa korban ke Benghazi,” ungkap Al-Ghaweiri.
Dalam konteks politik, berita tawaran Khadafy mundur secara bersyarat masih simpang siur. Pihak rezim Khadafy membantah melakukan kontak dengan Dewan Nasional Transisi untuk membahas pengunduran diri Khadafy.
Ketua Dewan Nasional Transisi Mustafa Abdel Jalil telah menawarkan, jika Khadafy bersedia mundur dalam waktu 72 jam mendatang dan menghentikan gempuran atas kota-kota di Libya, kemungkinan rakyat Libya bisa memaafkan dan tidak akan mengajukan Khadafy sekeluarga ke pengadilan.