SANA’A, Senin
Puluhan ribu warga berkemah di sejumlah kota di Yaman. Warga melakukan kesibukan sendiri dengan mendengarkan pidato-pidato dan lagu kebangsaan.
Saleh, sekutu utama AS untuk menghadapi Al Qaeda Yaman, menyatakan menolak mundur. Namun, dia menjanjikan perubahan sistem pemerintahan dan politik.
Juru bicara koalisi oposisi, Mohammed al-Sabbary, menegaskan tekad penjungkalan Presiden.
”Rezim ini terbukti tidak mampu menjawab tuntutan rakyat. Karena itu, Presiden harus turun,” kata Al-Sabbary.
”Warga sedang mempelajari beberapa opsi untuk menciptakan kekacauan, termasuk aksi ’Jumat yang tidak bisa terulang’ dan opsi lain,” ujar Sabbary.
Yaman, tetangga langsung Arab Saudi, di ambang kekacauan jauh sebelum aksi protes warga. Presiden Saleh masih berjuang menghadapi perlawanan kaum Muslim Syiah di Yaman utara, yang diduga memperoleh dukungan dari Iran. Presiden
Namun, Presiden Saleh, yang telah berkuasa selama 30 tahun terakhir, juga terlibat skandal korupsi. Para penentang menuntut Presiden Saleh menggusur anggota keluarganya dari sejumlah posisi penting dalam pemerintahan.
Aksi protes juga muncul akibat kegagalan pemerintah memberikan pekerjaan. Sekitar 40 persen dari 23 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.