Shanghai, Minggu
Di dekat Lapangan Rakyat di Shanghai, para polisi berseragam meniupkan peluit tidak henti-henti. Mereka berteriak agar orang-orang jangan berkerumun. Sekitar 200 orang, gabungan dari penonton dan simpatisan, berkumpul di dekat lapangan itu. Mereka bertahan menghadapi suara peluit yang memekikkan pendengaran itu.
Di Beijing, truk-truk yang biasanya digunakan untuk menyirami jalan dipakai aparat untuk menyemprotkan air. Hal itu bertujuan memaksa massa pemrotes terdesak ke pinggir jalan. Di ibu kota China ini, aksi protes warga juga mulai bermunculan.
Para wartawan asing yang meliput kejadian itu menghadapi kontrol ketat dari polisi.
Di Shanghai, hari Minggu pihak berwenang menghubungi para wartawan asing dan secara tidak langsung memperingatkan mereka untuk menjauhi tempat-tempat protes berlangsung.
Di Beijing, para aparat membuntuti beberapa reporter dan menghalangi mereka yang membawa kamera memasuki pusat-pusat perbelanjaan di kawasan Wangfujing. Di kawasan ini para penyelenggara telah mengimbau agar aksi protes diadakan.
Polisi berpakaian sipil sempat memukul seorang reporter dari stasiun televisi Bloomberg News, yang kemudian diciduk untuk ditanyai.
Polisi juga memeriksa orang- orang yang lewat dan memperingatkan wartawan foto asing di Beijing dan Shanghai setelah sebuah situs internet China yang berbasis di AS menyebarkan imbauan agar China meniru ”Revolusi Melati” yang menyapu Timur Tengah dan melakukan demonstrasi mendukung perubahan demokratis.
Para pejabat Partai Komunis China menolak gagasan bahwa mereka bisa terkena aksi-aksi protes seperti yang telah melanda Timur Tengah. Namun, sejumlah penahanan dan sensor diskusi di internet mengenai Timur Tengah telah memperlihatkan Beijing sangat khawatir. Ada tanda-tanda perlawanan rakyat terhadap sistem pemerintahan dengan dominasi Partai Komunis.