Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Depan Mesir Tak Pasti

Kompas.com - 05/02/2011, 02:33 WIB

Meski suara mereka yang berjumlah ratusan ribu itu terdengar bergegar, mereka mampu menahan diri dengan berdiri di tempat atau bergerombol. Ada pula mereka yang hanya duduk-duduk.

”Mereka hanya ingin memberikan satu pesan, yaitu Mubarak harus mundur. Mereka ingin kebebasan dan mereka menggores sejarah sejak 25 Januari lalu dengan mewujudkan kebebasan dalam berbicara dan berpendapat. Kami ini hanya ingin hidup terhormat,” ujar Ibrahim (35), seorang warga yang hadir di Tahrir.

Tantangan di depan

Dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC News dari AS, Kamis, Presiden Mubarak mengaku sebenarnya ia sudah ”muak” dan ”ingin pergi” setelah mengabdi selama 62 tahun untuk Mesir. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya chaos apabila ia mundur saat ini juga.

”Saya sudah muak. Setelah 62 tahun pengabdian kepada rakyat, saya merasa sudah cukup. Saya ingin pergi,” ujar Mubarak yang mengaku sangat sedih melihat bentrokan di antara sesama warga Mesir, Rabu.

Tekanan dari dunia internasional agar Mubarak mundur pun makin besar setelah 27 pemimpin negara Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama di Brussels, Belgia, Jumat, yang menyerukan agar transisi kekuasaan di Mesir harus dilangsungkan sekarang.

Pemerintah Amerika Serikat juga dilaporkan sedang membicarakan pengunduran diri Mubarak secepatnya dan pembentukan pemerintahan sementara yang didukung militer dan bertugas menggelar pemilu yang bebas dan adil tahun ini.

Meski pengunduran diri Mubarak akan melegakan jutaan warga Mesir yang berkumpul di Alun-alun Tahrir dan kota-kota lain, pekerjaan berat menanti pemerintahan Mesir yang baru.

Demonstrasi, yang Jumat kemarin memasuki hari ke-11, menyebabkan perekonomian Mesir lumpuh total. Pasar modal, bank, dan pabrik-pabrik di Mesir sama sekali tak beroperasi selama demonstrasi berlangsung.

Bank investasi Credit Agricole memperkirakan, kerugian akibat krisis politik di Mesir saat ini mencapai 310 juta dollar AS (sekitar Rp 2,8 triliun) per hari. Dalam laporan yang dirilis Jumat, bank tersebut juga merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Mesir tahun ini dari sebelumnya 5,3 persen menjadi hanya 3,7 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com