Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Sang Cucu dari Kairo

Kompas.com - 02/02/2011, 15:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 5.000 warga negara Indonesia (WNI) berada di Mesir, sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa yang tengah menempuh studinya di Kairo. Sebelum menempuh studi selama bertahun-tahun di negeri pyramid tersebut, ada satu kebiasaan yang dilakukan para WNI. Mereka biasanya menikah terlebih dahulu di Tanah Air untuk kemudian terbang ke Kairo bersama suami atau istrinya dan tinggal di sana, hidup sebagai keluarga kecil. Sehingga, anak-anak pengantin "baru" ini pun lahir dan tumbuh di Mesir.

Liklik, misalnya, wanita asal Cimahi ini dipinang oleh seorang pria asal Bandung pada tahun 2008. Setelah itu, Liklik pun bertolak ke Kairo menemani sang suami sembari menjalani studi S1 Jurusan Pendidikan Ilmu Agama di Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir.

"Suami dia itu ketemu setelah lulus madrasah, ceritanya seru sekali kalau diingat-ingat, sampai akhirnya menikah dan tinggal di Mesir, mirip film Ketika Cinta Bertasbih," ungkap Aliyah, bibi dari Lilik, Rabu (2/2/2011), di Asrama Haji Jakarta, Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur.

Suami Liklik, diakui Aliyah, sudah terlebih dulu menetap di Mesir. Namun, saat menikah, suami Liklik pulang ke Tanah Air dan langsung membawa Liklik ke Mesir. "Setelah itu dia hamil dan melahirkan di sana. Sampai sekarang kami belum pernah ketemu dengan si dedek kecilnya Liklik," ujarnya.

Imas, nenek Liklik, mengaku cemas terhadap nasib anak Liklik yang baru berumur 1,5 tahun itu. "Nggak bisa diceritakan pokoknya saya khawatir sekali anak sekecil itu kalau sampai kenapa-kenapa aduh, mana saya belum bertemu kan dan tidak ada kabar seminggu," ujarnya.

Meski dirudung rasa cemas, Imas mengaku mungkin hikmah kejadian kerusuhan di Mesir membuat dirinya bisa bertemu dengan sang cicit. "Mungkin dengan ini saatnya kami ketemu dengan cucu dan cicit yang kami hanya bisa lihat foto-fotonya di Facebook," ungkap Imas.

Cerita Sofyan, yang juga mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir juga tak jauh beda. Sofyan menikah di tahun 2006 dengan wanita asal Kediri usai menamatkan studinya dari sebuah pesantren di Tarogong. Karena prestasinya, Sofyan pun mendapatkan biaya dari pesantrennya untuk studi di Jurusan Dakwah Universitas Al-Azhar Kairo.

"Di sana Sofyan dengan istrinya hidup mandiri bersama anaknya yang umurnya sekarang sudah 2 tahun," ucap ayah Sofyan, Olis, Rabu (2/2/2011), di Asrama Haji Jakarta.

Olis yang kini berumur 62 tahun tersebut mengaku belum pernah bertemu dengan sang cucu yang lahir di Negeri Pyramid tersebut.

"Belum sama sekali ketemu dengan cucu, ingin sekali pastinya ketemu kenalan dengan keluarga di sini," ucap Olis.

Untuk menyambut kedatangan sang cucu, Olis mengaku tak ada persiapan khusus. "Kami hanya bersyukur kalau sampai dengan selamat. Saat ini kami masih khawatir belum ada persiapan-persiapan seperti itu. Bertemu dengan cucu, menantu, dan anak semoga bisa mengobati rasa khawatir ini," ucap Olis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com