Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Rusia Murka, Berniat Membalas

Kompas.com - 26/01/2011, 08:37 WIB

MOSKWA, SELASA — Aksi teror bom bunuh diri di Bandara Internasional Domodedovo, Moskwa, Rusia, Senin (24/1/2011), memicu kemarahan Pemerintah Rusia. Presiden Dmitry Medvedev bersumpah akan memburu dan ”menghabisi” mereka yang bertanggung jawab dan berada di balik aksi teror itu.

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin bahkan dengan keras menyatakan akan membalas dendam atas insiden tersebut. Jumlah korban tewas terakhir dilaporkan mencapai 35 orang, 8 orang di antaranya warga negara asing.

Selain itu, lebih dari 180 orang juga ikut terluka dalam peristiwa mengerikan tersebut. Otoritas Rusia memastikan kedelapan warga negara asing yang tewas adalah dua orang berkebangsaan Inggris, seorang warga negara Jerman, seorang warga negara Bulgaria, serta masing-masing satu orang berkewarganegaraan Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Ukraina.

Sejumlah kalangan meyakini serangan dilakukan kelompok militan dari kawasan Kaukasia Utara, yang memang selama setahun terakhir melakukan serangan serupa di Rusia. Pada Maret tahun lalu serangan ganda ledakan bom bunuh diri terjadi di sistem angkutan umum bawah tanah Moskwa dan menewaskan sekitar 40 orang.

”Terorisme masih menjadi ancaman keamanan utama di negeri ini. Kita harus berupaya sekeras mungkin mengidentifikasi, mengekspos, lalu membawa para bandit pelaku teror bom itu ke pengadilan.

Tidak cuma itu, kita juga harus menumpas tempat persembunyian mereka. Jangan sampai kita cuma berdiam diri. Mereka harus dihancurkan tepat di mana mereka berada,” tutur Medvedev, Rabu, langsung melalui siaran televisi.

Medvedev, yang juga terlihat sangat emosional, menyalahkan pengelola dan aparat keamanan Bandara Internasional Domodedovo yang, menurut dia, telah melakukan kesalahan fatal sehingga serangan bom bisa terjadi.

Dari temuan di lokasi kejadian dan pernyataan sejumlah saksi mata, aparat keamanan memperkirakan ledakan berasal dari bom berdaya ledak tinggi atau setara dengan 5 kilogram hingga 7 kilogram TNT.

Para pelaku juga diyakini memilih lokasi peledakan bom di tempat yang memungkinkan jatuh korban jiwa secara maksimal. Dari sejumlah fakta itu, diyakini serangan memang telah dipersiapkan dengan sangat matang.

”Ada sebuah kegagalan sistemik yang dilakukan manajemen bandara terkait pengamanan. Dengan begitu, mereka juga harus ikut bertanggung jawab, termasuk menjelaskan mengapa peristiwa itu bisa terjadi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com