WINA, KOMPAS.com - Banyak petani Afganistan yang akan tergoda untuk menanam opium setelah pengurangan produksi yang mengakibatkan harga meningkat tajam tahun lalu, demikian peringatan sebuah laporan PBB, Kamis. "Ada hal yang memprihatinkan. Pasar merespon penurunan tajam dalam produksi opium dengan terjadinya kenaikan harga secara dramatis di pasar, hampir meningkat dua kali lipat dari harga pada 2009," kata Yury Fedotov, kepala Kantor PBB mengenai Obat dan Kejahatan (UNODC) dalam laporan tentang Survey Opium Afganistan 2010.
Sejak tahun 2005 hingga 2009, harga opium telah jatuh terus. "Jika godaan uang tunai besar-besaran ini terus berlangsung, maka secara efektif dapat membalikkan kemenangan hasil kerja keras bertahun-tahun terakhir," kata Fedotov.
Sebuah penyakit tanaman yang menghancurkan tanaman di Helmand selatan, Afganistan dan Provinsi Kandahar, daerah perkebunan ganja utama, memangkas produksi opium tahun lalu hingga setengahnya yang kemudian justru meningkatkan harga, kata laporan itu. Pada tahun 2010, harga rata-rata opium pada saat panen adalah 169 dollar AS (125 euro) per kilo, naik 164 persen dari 64 dollar pada tahun 2009, kata UNODC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.