Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Kapal Kandas Saat Masuk Pelabuhan

Kompas.com - 20/01/2011, 19:06 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Sekitar 30 buah kapal kandas setiap bulan pada alur masuk kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, akibat dangkal dan menyempitnya alur tersebut.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya yang hanya rata-rata 25 buah per bulan kandas akibat kedalaman alur tersebut tinggal 3,2 LWS, kata Manajer Pelabuhan Indonesia II Bengkulu Ade Hartono, Kamis (20/1/2011).

Masalah tersebut harus secepatnya dapat diatasi, jika dibiarkan dikhawatirkan akan berdampak pada roda perekonomian Bengkulu ke depan.

Akibat banyak kapal yang kandas itu, sekarang pengapalan produksi perkebunan dan pertanian daerah ini melalui pelabuhan tetangga.

Pengapalan minyak mentah kelapa sawit Provinsi Bengkulu rata-rata 40 ribu ton per bulan melalu pelabuhan Teluk Bayur dan Lampung.

Pelabuhan Bengkulu tinggal pengapalan batu bara saja, itupun harus menggunakan kapal tongkang berbobot 30 ton ke kapal besar bersandar di Pulau Tikus atau tiga mil dari pantai.

Pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai itu sampai saat ini makin kritis, dampak lainnya adalah terjadi abrasi pantai di sebelah alur masuk tersebut.

Tumpukan pasir dalam alur tersebut saat ini berkisar antara tiga sampai lima juta ton dan bahkan sudah berbentuk pulau kecil ditumbuhan pohon cemara laut.

Arus pasir masuk ke alur tersebut setiap hari berkisar antara 1.500 hingga 2.000 meter, terlebih saat gelombang tinggi dan badai.

Abrasi di sekitar muara alur itu juga makin kritis yakni tinggal 15 meter dari sebelumnya sekitar 500 meter, sehingga kolam pelabuhan itu nyaris jebol dan air laur akan masuk secara leluasa.

"Kami mengharapkan kepada pemerintah pusat (Dirjen perhubungan laut) agar secepatnya menunjuk kontraktor baru untuk melakukan pengerukan alur tersebut," katanya.

Kontrak PT Pathawai selaku perusahaan pengerukan itu akan berakhir tanggal 20 Januari 2011, setelah perpanjangan ke dua kalinya, perusahaan itu sudah tidak mampu melakukan pengerukan alur tersebut.

"PT Pathawai menjalin kontrak pengerukan alur pelabuhan itu sudah lebih dari dua tahun, sampai sekarang tidak tuntas walau perusahaan itu sudah mendatangkan kapal kruk modern," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com