Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Australia, Bencana Terparah

Kompas.com - 18/01/2011, 03:35 WIB

”Ini tampaknya sangat mengejutkan. Dilihat dari aspek ekonomi, bencana alam ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kami,” katanya kepada televisi Australia. ”Bencana ini tidak hanya sesuatu yang akan mengganggu kami beberapa bulan ke depan, tetapi juga akan menjadi masalah tahunan kami untuk pemulihannya,” ujar Wayne.

Banjir melanda empat negara bagian sejak Desember 2010. Korban tewas dari negara bagian yang paling parah, Queensland, diperkirakan masih terus meningkat karena tim penyelamat masih menemukan banyak korban tewas. Skala bencana banjir ini melampaui siklus tahun 1974 di Darwin yang menyebabkan 43.000 orang tanpa rumah. Meskipun kebakaran hutan tahun 2009 di Victoria menyebabkan 131 orang tewas, kerusakan akibat banjir kali ini adalah yang terdahsyat.

Perkiraan biaya pembangunan kembali di Queensland utara sebesar 10 miliar dollar Australia (9,8 miliar dollar AS), seperti diberitakan harian The Australian, Senin. Salah satu direktur bank sentral Australia, Warwick McKibbin, pekan lalu, mengatakan, banjir memperlambat pertumbuhan hingga 1 persen—hampir 13 miliar dollar AS—akibat kehilangan produksi dan kerusakan infrastruktur.

JP Morgan mengatakan, risiko inflasi Australia juga intensif mengingat perekonomian sudah dalam posisi full employment, yang berarti bank sentral yang independen bisa dipaksa untuk mengencangkan tarif lebih tegas dalam jangka menengah. Pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard meminta para pengusaha batu bara ikut bertanggung jawab. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com