KOMPAS.com — Minggat dari negerinya, Tunisia, Presiden Zine El Abidine Ben Ali kini lontang-lantung di negeri orang. Menurut warta AFP pada Jumat (14/1/2011), pihak Perancis sempat mengatakan tidak menginginkan kehadiran Ben Ali. "Perancis tidak menginginkan Presiden Tunisia menginjakkan kakinya di tanah Perancis," kata pejabat yang menolak menyebutkan identitasnya itu menyusul kabar sebelumnya yang menyebutkan Ben Ali akan terbang ke Paris.
Namun, menurut laporan AFP, mengutip sumber di Arab Saudi, pesawat yang membawa Ben Ali telah mendarat Sabtu dini hari di kota Jeddah, dekat Laut Merah. Ben Ali meninggalkan negaranya, Jumat, di tengah gelombang protes sosial mematikan pada akhir dramatis dari 23 tahun kekuasaannya. Unjuk rasa semacam itu sama sekali belum pernah terjadi di dunia Arab.
Sebelumnya, pesawat Presiden Ben Ali diperkirakan akan mendarat di Kanada. Montreal dianggap sebagai tempat pendaratan yang paling mungkin bagi Ben Ali, tempat ia dapat bergabung dengan putri dan menantunya di sebuah rumah tinggal mewah yang dibeli pada 2008.
Ben Ali mundur dari jabatannya dan meninggalkan negaranya ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat menyusul demonstrasi mematikan yang dipicu masalah pengangguran.