Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Serasa Sudah Pecah

Kompas.com - 14/01/2011, 03:32 WIB

Musthafa Abd Rahman

Juba, Kompas - Semangat mendapatkan kemerdekaan bagi rakyat Sudan selatan sudah terasa sejak di bandar udara kota Juba, Kamis (13/1). Begitu turun dari tangga pesawat, langsung terlihat pamflet-pamflet bertuliskan semangat kemerdekaan.

”Menyambut kedatanganmu kembali untuk merayakan kemerdekaan bersama-sama”, tulis salah satu pamflet. Ada pula pamflet berbunyi, ”Saya telah mendaftar, maka saya harus memberikan suara”.

Begitu keluar dari bandar udara, langsung terlihat pula banyak bendera Sudan selatan yang berwarna paduan merah, hitam, hijau, dan biru. Di bendera-bendera itu tertulis ”Simbol Kebebasan” dan ada juga yang tertulis ”Simbol Keadilan”.

Betapa suasana kota Juba mulai dari bandar udara merefleksikan bahwa rakyat Sudan selatan ingin segera menikmati hasil perjuangan mereka dalam dua perang saudara (perang 1955-1972 dan perang 1983-2005), yang membawa korban hampir dua juta jiwa antara tewas dan luka-luka.

Sekitar pukul 15.00 waktu setempat, kota Juba tampak sepi, tetapi panas dengan nuansa panorama pemandangan bersahaja. Memasuki kota Juba yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, segera terasa iklim tropis. Udara terasa lembab dan rerimbunan pepohonan terlihat di mana-mana. Penduduk kota mengenakan baju tipis seperti halnya di Indonesia atau di wilayah tropis.

Saat ini suhu udara sekitar 32 derajat celsius. Suasana kota Juba dengan karakteristik tropisnya menjadi sangat kontras dibandingkan dengan kota-kota Arab yang terletak di sebelah utara sub-Sahara. Kota-kota Arab di sebelah utara sub-Sahara bertipikal gurun dan memiliki empat musim, yakni dingin, panas, semi, dan gugur.

Memasuki kota Juba pun segera terkesan bagaikan desa besar, bukan sebuah kota. Di sepanjang jalan di sebelah kiri-kanan tampak rumah penduduk yang terbuat dari kayu atau tanah. Sebagian besar jalan raya di kota Juba belum beraspal. Hanya di pusat kota dan jalan raya dari bandara menuju pusat kota yang beraspal.

Akan maju cepat

Sama sekali tidak terlihat bangunan modern kecuali hotel atau perkantoran yang dibangun beberapa tahun terakhir ini oleh investor mancanegara. Sepeda motor merupakan alat transportasi utama di kota Juba karena taksi resmi dan bus kota belum ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com