Ribuan orang—sebagian besar (calon) penumpang—tertahan di bandara, stasiun kereta, terminal bus, dan dermaga kapal di Eropa. Kekacauan itu membuat orang mudah marah, frustrasi, dan stres.
Seorang warga Schnellenbach, kota kecil di Jerman, dibunuh tetangganya setelah bertengkar hebat dan saling lempar tanggung jawab soal siapa yang harus membersihkan salju di lorong di depan rumah mereka. Harian Bild melaporkan, korban bernama Wolfgang K (49) dan pelakunya, Abdullah I (45). Korban tewas karena kepalanya dipukul pakai sekop.
Transportasi di Eropa kacau, ribuan perjalanan terganggu. Ribuan wisatawan dan warga yang hendak pulang ke rumah untuk liburan Natal frustrasi karena terjebak hujan salju dan suhu dingin di bawah titik nol dalam perjalanannya. Mereka tertahan di bandara, terminal bus, stasiun kereta api, dan ruang tunggu di banyak dermaga kapal laut.
Wartawan Kompas,
Eurocontrol mengatakan, lebih dari 22.000 penerbangan di seluruh Eropa dibatalkan antara hari Senin dan Selasa. Di London, Paris, Frankfurt, Amsterdam, dan Brussel penerbangan dibatalkan. Liburan Natal pun terganggu.
Kondisi terburuk terjadi di Inggris. Dalam dua hari terakhir, salju turun menutup apa saja dengan ketebalan 10-20 sentimeter. Ramalan cuaca menyebutkan, Desember ini bakal menjadi bulan terdingin abad ini. Di Irlandia Utara, misalnya, suhu mencapai rekor terendah, yakni minus 17,6 derajat celsius.
Para ahli cuaca mengatakan, suhu dingin yang ekstrem ini mungkin berhubungan dengan perubahan iklim akibat pemanasan global. Dengan iklim yang hangat, ada lebih banyak uap air di udara yang menyebabkan terjadinya badai, termasuk badai salju.
Di Heathrow, lebatnya curah hujan salju membuat area bandara tertutup total. Pesawat yang berada di landasan pacu diselimuti salju dengan suhu rata-rata 7 derajat celsius di bawah titik nol atau minus 7 derajat celsius. Bandingkan dengan suhu rata-rata di Jakarta yang berkisar 24-29 derajat celsius.
British Airways memperingatkan pelanggannya agar membatalkan rencana liburan Natal dan Tahun Baru. Waktu yang disarankan aman diperkirakan baru terjadi setelah 24 Desember. Petugas bandara melarang orang keluar dari bandara karena cuaca buruk bisa membawa kematian.
Rasa kecewa akibat tidak berdaya terhadap kondisi cuaca dan terganggunya perjalanan berubah jadi kemarahan dan frustrasi di kalangan pelancong yang hendak menikmati liburan Natal. Sebagian di antaranya mengaku kehabisan uang. Lainnya mengaku antrean kian panjang di toilet dan tempat mengisi telepon seluler.
Trevor Taylor (37), salah seorang penumpang di Heathrow, telah menunggu selama dua hari bersama istri dan dua putra kecil mereka untuk terbang ke Singapura. ”Keadaan di Terminal 5 kacau total. Rasa frustrasi makin menjadi-jadi. Saya terpaksa tidur di lantai karena semua ruang sudah diokupasi orang lain,” katanya.
Jalan raya dan jalur kereta api di Inggris diselimuti salju dan es. Banyak ruas jalan dan rel tidak bisa dilalui. Para pengemudi terpaksa meninggalkan kendaraan mereka di hamparan salju tebal. Layanan mobil mogok AA mengatakan, mereka menjawab kira-kira 14.000 panggilan pelayanan. Jumlah itu naik dua kali lipat dari hari-hari biasa.
Rute kereta api utama antara London dan Edinburgh ditutup sementara. Ratusan penumpang terdampar. Ratusan penumpang lainnya harus dievakuasi dari peron yang tertutup salju dan es setelah beberapa gerbong rusak karena kereta keluar jalurnya saat bergerak lambat ”meraba-raba” di tumpukan salju dan es.
Antrean calon penumpang kereta api yang akan ke daratan Eropa mencapai beberapa ratus meter di Stasiun St Pancras di kota London. Eurostar, selaku operator kereta api lintas Inggris dan daratan Eropa, meminta calon penumpang untuk membatalkan perjalanan jika hal itu memungkinkan untuk dilakukan. Cuaca ekstrem mengancam keselamatan perjalanan.
Dua dari empat landasan di Bandara Charles de Gaulle, Paris, salah satu bandara terbesar di daratan Eropa, masih tutup dan sekitar 40 penerbangan dibatalkan, serta 13.000 (calon) penumpang telantar. Otoritas bandara menjelaskan, masih ada 3.000 orang bermalam di terminal.
Hampir semua otoritas bandara di Eropa harus bekerja keras. Petugas setiap hari membersihkan landasan pacu secara bergantian agar bisa beroperasi normal meski jumlah pesawat yang beroperasi sangat terbatas. Di Brussels, bandara ditutup karena otoritas kekurangan garam untuk mencairkan salju di landas pacu.