Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marinir Korsel Jaga Ketat Pohon Natal

Kompas.com - 21/12/2010, 19:49 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Marinir Korea Selatan pada Selasa (21/12/2010) diperintahkan menjaga pohon natal, yang bakal menjadi pusat perhatian baru.

Salah satu gereja di Korsel berencana menyalakan lampu, yang berbentuk pohon natal, di sebuah bukit yang berada di bawah kendali tentara dekat perbatasan darat. Ini merupakan peristiwa pertama setelah tujuh tahun.

Upacara dijadwalkan sehari setelah Korsel melangsungkan pelatihan menggunakan peluru tajam di pulau perbatasan Yeonpyeong, yang ditembaki Korut pada bulan lalu.

Korut bertekad melakukan pembalasan mematikan atas latihan tersebut dan pejabat khawatir pohon natal itu menjadi sasaran serangan selanjutnya.

"Marinir tetap berada di tingkat kewaspadaan tertinggi di sekitar bukit tersebut," kata juru bicara kementerian pertahanan kepada AFP, yang mengutip bahwa Korut melanjutkan ancaman menyerang sarana propaganda di perbatasan.

Bukit setinggi 155 meter tersebut berada sekitar 3 kilometer dari perbatasan dan masuk dalam jarak tembak Korut.

Kedua Korea pada 2004 mencapai persetujuan menghentikan propaganda di perbatasan secara resmi dan Korsel menghentikan upacara penyalaan lampu pohon natal tahunannya.

Korut, yang komunis, menuduh penyalaan lampu natal oleh Korsel sebagai usaha untuk menyebarkan agama kepada rakyat dan tentaranya.

Undang-undang Korut memberikan kebebasan beragama, tetapi Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa dalam praktiknya itu tidak terjadi.

Korsel secara sepihak melanjutkan propaganda pemerintah di perbatasan setelah kapal selam Korsel tenggelam pada Maret dan penembakan Yeonpyeong menewaskan empat orang, termasuk warga.

Segera setelah serangan artileri pada bulan lalu, tentara Korsel diberitakan menyebarkan 400.000 selebaran di sepanjang perbatasan, yang berisi celaan kepada penguasa Korut.

Korsel juga memasang pengeras suara di perbatasan darat, tetapi belum menyalakan perangkat tersebut.

Perangkat itu untuk menyuarakan pesan anti-penguasa di Korut dan pro-demokrasi di wilayah perbatasan.

Korut mengancam menembaki pengeras suara tersebut bila perangkat itu dinyalakan dan juga akan menembak ke arah tempat selebaran tersebut dibagikan.

Kelompok swasta pegiat kerap menerbangkan balon besar di wilayah perbatasan yang dijaga ketat itu. Balon tersebut berisi ribuan selebaran yang mencela penguasa Kim Jong Il.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com