Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muktamar PKB Sia-sia jika Tak Bersatu

Kompas.com - 16/12/2010, 20:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa III yang akan digelar dalam waktu dekat ini dinilai akan sia-sia dan justru akan menjadi cibiran warga Nahdlatul Ulama dan masyarakat sendiri.

Hal itu akan terjadi jika Muktamar PKB tersebut tidak melihatkan semua komponen partai yang ada. Apakah yang berasal dari kubu Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal dengan Yenny Wahid ataupun dari kubu Muhaimin Iskandar.

Kekhawatiran itu diungkapkan anggota Dewan Syura PKB KH Maman Imanul Haq kepada Kompas di Jakarta, Kamis (16/12/2010) malam ini.

Adapun Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti di tempat terpisah menyatakan, langkah yang seharusnya dilakukan oleh PKB saat ini adalah merawat dan mengonsolidasikan terlebih dulu konstituen yang ada di sejumlah daerah.

Sulit menjadikan PKB sebagai partai yang besar jika tidak ada konsolidasi. Setelah adanya kekuatan pada basis dukungan warga, kubu-kubu yang berbeda di PKB harus melakukan negosiasi dan melakukan rekonsiliasi.

Keduanya dimintai tanggapan tentang akan dilakukannya Muktamar III PKB oleh pimpinan PKB di bawah kubu Yenny Wahid. Dari informasi yang diterima Kompas, muktamar akan digelar pada akhir Desember.

Namun, tak semua komponen PKB mendukungnya mengingat ada kelompok lain yang akan menggelar pertemuan serupa di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.    

"Saya harap semua pihak kembali kepada kultur PKB dan apa yang diwariskan almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yaitu silaturahim itu sangat penting daripada pertemuan formal seperti muktamar itu. Namun, masih terdapat kubu-kubuan," kata Maman.

Menurut Maman, kondisi PKB sekarang mengalami masalah yang berat akibat pertikaian politik. "Warga PKB dan NU serta masyarakat tentu sudah jenuh melihat konflik seperti itu. Lalu, apakah konflik tersebut akan terus-menerus dipelihara dan masing-masing berjibaku untuk kepentingannya sendiri-sendiri?" ujar Maman.

"Dibutuhkan kedewasaan berpolitik dari setiap pihak. Jangan mengedepankan emosional belaka dan menunjukkan identitas masing-masing," lanjut Maman.  

Lebih jauh Ray Rangkuti menambahkan, nama PKB merupakan nama yang sudah paten dan tidak bisa diubah lagi. Persoalannya, bagaimana mendamaikan dua kubu PKB yang ada, yaitu PKB Muhaimin dan PKB Yenny Wahid.

Dengan adanya dua kubu, sampai 2014 PKB tidak akan menjadi partai yang besar. Mungkin setelah 2014. "Oleh karena itu, sebaiknya yang harus dilakukan sekarang adalah merawat dan mengonsolidasikan basis dukungan PKB terlebih dulu di daerah," demikian Ray menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com