Kejadian WikiLeaks memang mengguncangkan berbagai sendi tentang penanganan informasi dan juga tentang hakikat kerahasiaan. Dalam konteks diplomasi dan hubungan antarnegara, ulasan di harian ini telah menyinggung beberapa dari hal itu.
Yang termasuk baru boleh jadi tentang makna dan derajat kerahasiaan. Dari kawat- kawat rahasia yang dibocorkan situs WikiLeaks, salah satunya menyebut tentang pertikaian antara perusahaan pencari internet Google dan Pemerintah China. Dari apa yang dialami oleh anggota Komite Tetap Politbiro, Li Changchun, yang mendapati dirinya termasuk yang banyak dikritik setelah ia mencari di Google tentang profil dirinya, tokoh ini pun lalu menyimpulkan bahaya yang dimunculkan oleh internet terhadap kelangsungan kekuasaan rezim Komunis di China. Namun, dari pengalaman itu juga terungkap, betapa internet memungkinkan seorang seperti Li bisa melakukan
Di era Perang Dingin, spion-spion merah banyak dikisahkan beraksi di Washington, umumnya dengan menyaru sebagai diplomat. Hal itu masuk akal juga dilakukan oleh spion Barat di Moskwa. Sulit dipastikan, praktik spionase sudah tidak ada lagi dewasa ini.
Dapat juga ditambahkan, dalam Pameran Kedirgantaraan Le Bourget di Paris tahun 1993, AS tak memamerkan produk canggih karena mengeluhkan banyaknya praktik spionase industri di arena akbar tersebut. Informasi ini juga menggarisbawahi satu fakta, bahwa spionase sebenarnya tidak terbatas dalam urusan politik dan keamanan, seperti yang digambarkan dalam berita pembocoran WikiLeaks, tetapi juga untuk rahasia produk teknologi.
Kini ketika banyak laptop atau produk IT dengan merek Amerika seperti iPad dibuat dengan komponen yang dipasok dari sejumlah negara, atau produk tersebut dibuat di pabrik yang pekerjanya multinasional, bisa dipertanyakan, ”apanya lagi yang masih rahasia”?
AS disebut memang masih amat merahasiakan pembuatan pesawat tempur siluman (
Untuk lingkup perusahaan, peran CIO bertambah banyak dengan adanya pergeseran dan perluasan makna ”I”. Untuk lingkup negara, peran CIO juga dipastikan semakin menantang.
Dalam ranah olah intelektual, pembahasan tentang kemungkinan perang robotik di Dewan Riset Nasional pekan silam memang menyinggung isu ini.
Dalam beberapa hal, kerahasiaan informasi telah diolok-olok karena apa yang dianggap rahasia toh ternyata banyak yang bisa dibobol. Akan tetapi, seperti dikatakan oleh Redaktur Pelaksana Majalah
Dalam kaitan inilah CIO dalam level negara memikul peran dan tanggung jawab yang cukup pelik.
Tampaknya, statistik yang memperlihatkan adanya upaya menutup Kesenjangan Digital—yang antara lain diperlihatkan oleh meningkatnya jumlah pengguna internet atau jumlah pemilik laptop atau ponsel— tidak memadai lagi. Masih bisa dipertanyakan, untuk apa