Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dokumen Itu Bocor?

Kompas.com - 05/12/2010, 06:42 WIB

Musthafa Abd Rahman

 

 

KOMPAS.com - Dunia kembali dihebohkan dengan bocoran sekitar 250.000 dokumen rahasia lewat situs Wikileaks pada hari Minggu (28/11/2010). Dokumen itu berisi kawat-kawat diplomatik rahasia antara 274 kedutaan serta konsulat AS di mancanegara di satu pihak dan Kementerian Luar Negeri serta Departemen Pertahanan AS di Washington di pihak lain.

Sebelumnya pada bulan Juli lalu, situs Wikileaks membocorkan sekitar 90.000 dokumen rahasia tentang perang di Afganistan dan pada bulan Oktober lalu dibocorkan pula ribuan dokumen rahasia tentang perang Irak.

Situs Wikileaks seperti mendapat amunisi baru. Pengelola situs tetap bertekad merilis ribuan dokumen rahasia AS itu. Pengelola mendapat dukungan dari lima media besar dunia, yaitu The New York Times, The Guardian, Le Monde, Der Spiegel, dan El Pais. Media-media tersebut mengerahkan 120 wartawan untuk menganalisis dokumen rahasia tersebut.

Menlu Italia Franco Frattini menyebut bocoran baru dokumen rahasia oleh situs Wikileaks itu sebagai serangan 11 September di bidang diplomasi. Ada pula yang menyebut sebagai tsunami dalam dunia diplomasi dan jurnalisme.

Majalah Jerman Der Spiegel menyebut, jejaring secret internet protocol router network (SIPRN) pada sistem komunikasi rahasia menjadi biang bocornya ratusan ribu dokumen rahasia itu. Jejaring ini digunakan Departemen Luar Negeri AS dan Departemen Pertahanan AS.

Intelijen buruk

Sesungguhnya kasus bocoran dokumen rahasia AS itu tak terlepas dari buruknya sistem kinerja institusi intelijen AS yang dibangun pasca-11 September 2001.

Sejumlah dinas intelijen AS gagal mencegah peristiwa serangan teroris 11 September 2001. Setelah itu muncul problem dalam tukar-menukar informasi. Koordinasi antara pelbagai dinas intelijen AS juga semakin kacau. Semua ini membuat AS terus berusaha memperbaiki sistem kinerja intelijennya.

Perbaikan itu dilakukan dengan cara meningkatkan perlindungan terhadap sistem keamanan jaringan elektroniknya. Upaya ini dilakukan melalui uji coba secara rutin. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan jaringan mereka mampu menghadapi segala bentuk bahaya, termasuk penyusupan dan kebocoran.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com