Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelamatan WNI Disiapkan

Kompas.com - 04/12/2010, 02:41 WIB

Seoul, Kompas - Insiden tembakan artileri yang memorakporandakan sebagian Pulau Yeonpyeong di perairan barat Korea, 23 November lalu, mendorong Pemerintah Indonesia menyiapkan rencana darurat bagi WNI di Korea Selatan yang saat ini berjumlah sekitar 30.000 orang.

”Saya berharap itu tak akan terjadi, dan saya yakin tidak terjadi,” ungkap Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Nick T Dammen kepada wartawan Kompas, Jimmy S Harianto, di ruang kerjanya di Seoul, Korea Selatan, Kamis (2/12) petang.

Apabila keadaan lebih buruk terjadi, semisal Seoul ”diserang” Korea Utara, kata Dubes, Kedutaan Besar RI akan membuka pintu bagi warganya untuk dijadikan tempat penampungan pengungsi.

”Memang, tidak mungkin kami menampung seluruh 30.000 WNI di Korea ini, tetapi setidaknya ada tempat bagi mereka untuk mengungsi. Juga dibuka untuk pengungsian kantor konsuler kami (Kantor Urusan Kepentingan Republik Indonesia, KUKRI) di wilayah selatan Korea, di Busan,” ungkap Nick.

”Kami sudah mengumumkan dalam website kami agar menjadi perhatian warga Indonesia di Korea,” ucap Dubes.

Kedubes RI di Seoul juga membuka hotline selama 24 jam. Selain itu, pihaknya juga menganjurkan agar semua WNI di Korea tidak mendekati atau mengunjungi tempat yang dinilai rawan di perbatasan Korsel dan Korut, seperti demilitary zone di Panmunjom.

Dekat bungker

Keuntungan gedung Kedubes RI di Seoul ataupun KUKRI di Busan, menurut Nick T Dammen, keduanya dekat dengan stasiun bawah tanah. Jika darurat, warga bisa segera mengamankan diri di bawah tanah.

”Underground di Korea Selatan memang dibuat oleh pemerintah di sini untuk tempat pengungsian warganya jika terjadi keadaan darurat,” ujar Nick.

Jarak underground yang bisa berperan sebagai bungker perlindungan warga hanya 100 meter dari pintu Kedubes RI di Seoul. Demikian pula bungker stasiun bawah tanah tak jauh dari KUKRI di Busan.

”Warga di Seoul bisa dievakuasi melalui Bandara Gimpo yang jaraknya hanya 20 kilometer, atau Bandara Incheon, yang sekitar 60 kilometer. Bisa juga di selatan, melalui Bandara Kimhai di Busan, yang hanya 45 menit terbang menuju Jepang,” kata Dubes.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan AURI yang memiliki pesawat pengangkut massa, seperti Hercules, atau dievakuasi dengan kapal. ”Tetapi, harapannya, hal itu tak akan terjadi. Pengalaman selama ini menunjukkan ancaman-ancaman seperti itu tidak terjadi,” kata Dubes pula.

Dalam berbagai hal, kata Dubes, Indonesia diuntungkan oleh situasi luar biasa bahwa Indonesia punya hubungan diplomatik dengan kedua Korea. Pada situasi tertentu, Kedubes RI di Seoul di masa lalu bahkan pernah dimintai bantuan untuk menyampaikan surat kepada Korea Utara, melalui KBRI di Pyongyang, Korea Utara.

”Yang pasti, kita harus pintar-pintar bersikap untuk tidak mengecam salah satu pihak jika terjadi situasi-situasi buruk seperti peristiwa di Yeonpyeong beberapa hari lalu. Pernyataan Menlu kita pun waktu itu taktis: mengecam yang memprovokasi sampai terjadinya peristiwa yang menewaskan warga sipil, tanpa menyebut pihak mana yang dikecam,” ujar Nick T Dammen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com