Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan TKI Bentuk Kealpaan Pemerintah

Kompas.com - 25/11/2010, 15:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan penyiksaan yang menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri merupakan salah satu bentuk kealpaan pemerintah terhadap warga negeranya. Pemerintah dinilai tidak peduli akan nyawa para pejuang devisa yang telah berkontribusi.

Demikian disampaikan Sekretaris Eksekutif Kluster Marturia PGI, Favor A Bancin, Kamis (25/11/2010), dalam dialog "Tokoh-tokoh Agama Menyikapi Masalah Bangsa" di PP Muhammadiyah, Jakarta.

"Yang paling menyedihkan adalah nyawa dari masyarakat yang dikirimkan ke luar negeri itu tidak ada artinya, beda dengan nyawa seorang pimpinan yang terancam itu reponnya luar biasa padahal mereka memberikan sumbangsih," ucap Favor.

Favor juga melihat adanya upaya pelemparan tanggung jawab yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran.

"Moral kebijakan adalah harus didasarkan pada prinsip HAM, siapa pun TKI keluar negeri harus dilindungi. Moralnya adalah bukan karena dia (TKI) dilihat dari kepentingan ekonomi, tapi karena dia manusia," ucapnya.

Tokoh agama, lanjutnya, mengingatkan agar persoalan TKI ini harus segera diselesaikan, jangan lagi dikaitkan dengan urusan politik maupun ekonomi.

"Kalau pemerintah bilang kejahtan HAM luar biasa, tokoh agama bilang ini kealpaan pejabat negara yang tidak dihargai lagi nyawa warga negara," tandasnya.

Belakangan, pemerintah memang tengah didesak untuk segera mengambil sikap simpatik dalam membela hak-hak TKI di luar negeri. Desakan ini semakin kuat setelah muncul dua kasus TKI yang mengalami kekerasan, yakni Sumiati (23) dan Kikim Komalasari (36).

Sumiati, asal NTB, dianiaya oleh majikannya hingga terluka parah dan dirawat di rumah sakit. Sedangkan jasad Kikim Komalasari, asal Cianjur, Jawa Barat, ditemukan di pinggir jalan pada 11 November 2010 di daerah Abha, Jeddah. Kikim tewas karena disiksa oleh majikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com