Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara PBB Penyebar Kolera di Haiti?

Kompas.com - 16/11/2010, 13:53 WIB

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Pemrotes di Haiti, yang menyalahkan tentara PBB sebagai penyebab wabah kolera yang telah menewaskan ratusan orang, menyerang personel pemelihara perdamaian PBB dengan menggunakan batu di dua kota besar Haiti, Senin.

Peristiwa tersebut mencuatkan tanda-tanya mengenai keamanan sebelum pemilihan presiden di negeri itu bulan ini, kata pemerintah. Di kota besar kedua di Haiti, Cap-Haitien, di bagian utara, ratusan pemrotes sambil meneriakkan slogan anti-PBB melempari prajurit pemelihara perdamaian PBB dengan batu, memasang barikade dan membakar satu pos polisi, kata beberapa pejabat Haiti. "Seluruh kota dihalangi, kegiatan usaha dan sekolah telah tutup, mobil telah dibakar. Keadaan di sini kacau," kata seorang pengusaha di Cap-Haitien, Georgesmain Prophete, kepada Reuters. Adouin Zephirin, wakil pemerintah di Cap-Haitien, mengatakan beberapa orang dilaporkan cedera tapi tak ada korban jiwa.

Di Hinche di bagian tengah Haiti, pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah tentara Nepal yang telah jadi sasaran desas-desus yang beredar luas bahwa mereka membawa bakteri kolera ke Haiti. Misi PBB di Haiti, yang membantu negara miskin Karibia itu melakukan pembangunan kembali setelah gempa yang memporakporandakan negeri tersebut pada 12 Januari, telah membantah desas-desus itu bahwa kakus yang berada di dekat sungai di kamp pasukan pemelihara perdamaian PBB dari Nepal adalah penyebab wabah kolera.

Pusat Pencegahan dan Pemantauan Penyakit AS (CDC) telah menyatakan pemeriksaan DNA memperlihatkan rangkaian kolera di Haiti berkaitan erat dengan rangkaian dari Asia Selatan. Tapi CDC belum menunjuk kepada sumber tersebut atau mengaitkannya secara langsung dengan tentara Nepal, yang dikatakan PBB diperiksa negatif mengenai penyakit itu. Wabah tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 900 orang dan menyerang hampir 15.000 orang, telah menimbulkan krisis lain di negara paling miskin di Belahan Bumi Barat itu, saat Haiti berjuang melakukan pembangunan kembali akibat gempa yang menewaskan lebih dari 250.000 orang. Ketakutan, ketidakpastian dan kemarahan telah melanda negeri tersebut setelah rakyat dirongrong trauma akibat gempa, yang juga membuat 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Namun pemerintah Haiti belum memutuskan untuk menunda pemilihan presiden dan anggota dewan legislatif, yang dijadwalkan diselenggarakan pada 28 November. Lebih dari 12.000 prajurit pemelihara perdamaian PBB membantu menyelenggarakan dan melindungi proses tersebut.

Juru bicara polisi PBB Andre Leclerc mengatakan prajurit pemelihara perdamaian PBB di Cap-Haitien menggunakan gas air mata untuk berusaha membubarkan pemrotes. "Saat ini, jalan-jalan masih terhalang. Tak ada lalu lintas," kata seorang pegawai pemerintah Zephirin. Ia menambahkan pemerintah sedang berusaha membersihkan jalan di negeri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com