jakarta, kompas
Selain untuk memeriahkan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB), silaturahim dan halalbihalal pesepeda yang diselenggarakan oleh Sepedaku.com, Komunitas Onthel Batavia, Bikepacker Indonesia, Asosiasi BMX Indonesia, Id-Folding Bike, dan Custom Conspiracy itu dimaksudkan memanfaatkan sisi kreativitas dan budaya pesepeda.
Berdasarkan siaran pers yang diterima
Silaturahim dan halalbihalal akan diawali dengan makan pagi lesehan bersama. Acara ini merupakan agenda utama silaturahim dan halalbihalal pesepeda. Para peserta diharuskan membawa perlengkapan piknik dari rumah, baik makanan, rantang, tikar, maupun perlengkapan lain.
”Ini dimaksudkan agar suasana kebersamaan dan kekompakan bisa tercipta dengan sendirinya, selain menciptakan kemeriahan tradisional di tengah modernitas Ibu Kota,” seperti yang tertulis dalam siaran pers yang dikeluarkan panitia.
Para peserta silaturahim akan dihibur orkes dangdut dorong Terajana-Manggarai. Orkes dangdut dorong, menurut panitia, merupakan simbol hiburan yang apa adanya, tak membutuhkan panggung, tidak butuh listrik besar, tidak butuh artis, dan tidak butuh lokasi yang luas. Sebagai bintang tamu dihadirkan Oris Trio, Pagi Band, Koronka, dan bintang tamu lainnya.
Di arena silaturahim digelar pula bazar suku cadang sepeda,
Kemeriahan dan kebersamaan dilengkapi dengan aneka lomba yang bisa diikuti peserta, di antaranya lomba tarik tambang, balap kelereng, makan kerupuk ala pengonthel, yang dilakukan sambil bersepeda.
Acara silaturahim dan halalbihalal kali ini merupakan lanjutan acara Djakarta Bersepeda pada Mei 2009 dan tamasya sepeda pada Februari 2010.
”Masyarakat yang berpartisipasi memandang acara ini sangat sederhana, mengedepankan nilai-nilai humanisme, persahabatan, dan keceriaan bersepeda,” demikian disebutkan dalam siaran pers tersebut.
Hari Minggu ini digelar HBKB rutin di ruas Jalan Sudirman-Thamrin yang merupakan agenda Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada setiap hari Minggu pada akhir bulan. Tujuannya untuk mengurangi polusi akibat banyaknya kendaraan bermotor di ruas jalan protokol tersebut.
Kegiatan yang dilakukan sejak 25 November 2007, bertepatan dengan Car Free Day International, itu sudah 17 kali dilakukan di Jakarta.
”Walaupun dinamakan hari bebas kendaraan bermotor, kegiatan ini hanya dilakukan pukul 06.00-14.00 dan sejauh pandangan kami, kegiatan yang dilakukan belum substansial. Agenda yang dikedepankan masih berkutat dengan rutinitas pagi semata,” kata siaran pers tersebut.