Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blair: Putri Diana Seorang Manipulator

Kompas.com - 02/09/2010, 12:50 WIB

KOMPAS.com — Ketika Diana, Putri Semua Orang (the People's Princess),  meninggal, Tony Blair merasa berkewajiban untuk melindungi monarki.

"Diana, Princess of Wales, sangat membumi, memesona, dan cerdas, tapi juga keras kepala dan cenderung sangat emosional," kata Blair seperti dikutip Telegraph, Selasa. Dia ingat pertemuannya dengan Diana di Chequers pada Juli 1997, sebulan sebelum Diana meninggal. Blair merasakan suatu kegelisahan tentang hubungan Diana dengan Dodi Fayed, tetapi tidak dapat menyatakan sebabnya. Blair mengatakan, Diana tidak menghargainya saat membahas subyek itu. "Kami berdua, dengan cara kami masing-masing adalah manipulator—pandai menangkap perasaan orang lain dan secara naluriah bermain-main pada mereka."

Ini untuk pertama kali Blair membeberkan apa yang terjadi pada malam saat Diana meninggal. Ia mengatakan, dirinya dibangunkan pada pukul 02.00 pada 31 Agustus 1997 oleh seorang perwira polisi di ujung tempat tidur, yang mengatakan bahwa Diana telah terluka parah. Blair tahu sejak awal bahwa peluang Diana untuk bertahan hidup sangat tipis dan diberi tahu tentang kematiannya pada pukul 04.00.

Blair mengatakan, tanpa ingin menyuarakan berperasaan, dia ingin "mengatur" situasi itu dan menangani kesedihan publik yang bakal muncul. Hal itu sulit karena tidak ada konvensi untuk kematian seseorang seperti Princess of Wales. Blair mempersiapkan apa yang sekarang terkenal dengan pidato "People's Princess" di bagian belakang sebuah amplop dengan bantuan Alastair Campbell.

Dia merasa bahwa kurangnya tanggapan keluarga kerajaan terhadap kematian sang Putri akan berbahaya bagi keluarga kerajaan itu sendiri dalam menghadapi curahan rasa duka besar-besaran publik dan ia merasa berkewajiban untuk melindungi kerajaan. Dia mengatakan dia berusaha melakukan yang terbaik, meskipun beberapa anggota kerjaan tidak suka dengan dia dan apa yang dia diwakili.

Blair merasa bahwa dia tidak bisa langsung berbicara dengan Ratu dalam situasi itu. Jadi, dia berbicara kepada Pangeran Charles, yang setuju dengan dia dan mengatakan Pangeran itu yang akan memberi tahu Ratu bahwa Blair harus membuat pernyataan publik. Ratu setuju.

Setelah pemakaman, Blair menghabiskan waktu akhir pekan di Balmoral, di mana dia merasa ada sesuatu yang sedikit tidak nyaman. Dia menghabiskan banyak waktu sendirian dengan Ratu dan mengatakan sulit bagi Ratu untuk menerima persepsi publik bahwa Blair mengatakan apa yang seharusnya dilakukan Ratu. Dia tidak mengetahui bahwa Ratu kemudian membaik dan mereka berdua tetap merasa tidak nyaman satu sama lain. "Saya berbicara, dengan penuh semangat, tentang kebutuhan untuk menerima pelajaran kehidupan. Saya khawatir dia menggangap saya lancang—dia sedikit angkuh. Tetapi pada akhir akhir pekan itu Ratu menerima bahwa dia telah belajar tentang beberapa pelajaran."

Setahun kemudian Blair menghabiskan akhir pekan di Balmoral dengan Cherie (istrinya), yang ingin membawa anak-anak. Mereka mengadakan pesta barbecue di mana keluarga kerajaan menyajikan makanan dan mencuci piring. "Anda pikir saya bercanda? Anda sedang duduk di depan piring kosong Anda dan, tiba-tiba, Ratu membersihkan itu untuk Anda."

Blair mengatakan ia berbicara dengan Pangeran William yang masih marah tentang kematian ibunya. Dia percaya bahwa dirinya merasa dibebani oleh penjara "tradisi turun-temurun".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com