Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ancam Netanyahu

Kompas.com - 26/08/2010, 03:42 WIB

Jerusalem, Rabu - Para pemukim Israel di wilayah Palestina, Rabu (25/8) di Jerusalem, mengancam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dikatakan, nasib PM akan menunggu ”hari pengadilan” jika PM mengingkari janjinya soal pemulihan kembali pembangunan permukiman di Tepi Barat.

”Kini bukan saatnya bermain kata-kata karena jelas sekarang ini merupakan masa penantian akan pengadilan tentang PM kami dan pemerintah,” kata Naftali Bennett, Ketua Yesha.

Yesha adalah asosiasi utama para pemukim Yahudi di wilayah Palestina. Yesha lewat suratnya ke PM memberikan peringatan akan ada implikasi politis dan diplomatis jika PM mengingkari janjinya.

Janji yang dimaksud adalah pemulihan sementara pembangunan perumahan Yahudi di Tepi Barat selama 10 bulan, yang segera berakhir pada 26 September.

Pembangunan permukiman ditunda tahun lalu atas desakan AS dengan tujuan mengajak pihak Palestina bersedia berunding soal perdamaian.

Jajak pendapat di kalangan anggota kabinet PM Benjamin Netanyahu yang dirilis harian Israel, Maariv, Selasa lalu, menunjukkan, sebagian besar anggota, yakni 21 menteri, mendukung dimulainya lagi pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat pada akhir September nanti.

Hanya empat menteri yang berasal dari Partai Buruh mendukung terus dibekukan pembangunan permukiman Yahudi itu. Adapun empat menteri lainnya abstain.

Partai Yisrael Beiteinu (Israel Rumahku) pimpinan Avigdor Lieberman, Menlu Israel, mengancam akan mundur dari koalisi pemerintahan jika Netanyahu terus membekukan pembangunan permukiman pascaberakhirnya masa pembekuan sementara pembangunan.

Harian Yediot Aharonot juga mengungkapkan, Lieberman telah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa tidak ada lagi pembekuan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat meskipun hanya terbatas pasca-26 September nanti.

Lieberman adalah Yahudi keturunan Eropa Timur beraliran garis keras. Sama seperti Yahudi keturunan Eropa Timur lainnya serta keturunan Rusia, termasuk penentang keras berdirinya Palestina, atau status dua negara yang hidup berdampingan.

Kalangan yang dekat dengan Lieberman mengatakan, sikap keras Lieberman terhadap isu permukiman Yahudi bertitik tolak dari ideologi, bukan sekadar politik.

Lieberman dengan dalih ideologi pernah mundur dari pemerintah koalisi pimpinan Ariel Sharon dan Ehud Olmert. Sikap politik Lieberman yang tegas itu berandil terus naiknya popularitas Partai Yisrael Beiteinu sehingga meraih peringkat ketiga pada pemilu 2009 dengan menguasai 15 kursi Knesset (parlemen).

Pemerintahan koalisi Netanyahu kini menguasai 74 kursi Knesset. Jika Yisrael Beiteinu (15 kursi) mundur dari koalisi, koalisi Netanyahu tinggal menguasai 59 kursi, yakni ambruk karena kehilangan mayoritas (61 dari 120 kursi Knesset).

Ketua Dewan Permukiman Yahudi Dany Dayan juga meminta pemerintahan Netanyahu agar tegas menyatakan bahwa pembangunan permukiman pasca-26 September nanti bisa dimulai lagi.

Abbas mengancam

Sementara itu, AS kini sedang melobi kekuatan-kekuatan politik di Israel untuk mencari jalan kompromi soal isu permukiman Yahudi itu. AS sangat khawatir isu permukiman Yahudi itu bisa menggagalkan perundingan langsung Israel-Palestina yang akan dimulai pada 2 September nanti.

AS cemas, jika Israel memulai lagi pembangunan permukiman pasca-26 September nanti, Palestina akan mundur dari perundingan.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Senin, sudah menegaskan bahwa perundingan tidak akan dilanjutkan jika permukiman dilanjutkan.

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal di Damaskus, Suriah, Selasa, menegaskan bahwa perundingan Palestina-Israel tidak akan efektif. Menurut dia, posisi Abbas terlalu lemah menghadapi Israel.

AS kini meminta pandangan dari sejumlah tokoh berpengaruh di Israel tentang kompromi soal isu permukiman Yahudi yang bisa diterima Palestina dan kubu kanan Israel.

Lobi Israel-AS sementara ini dilakukan secara rahasia dengan melibatkan Menteri Negara Israel Urusan Intelijen Dan Meridor.

Meridor mengusulkan jalan kompromi, yakni melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di kompleks permukiman besar di Tepi Barat yang kelak akan dianeksasi ke dalam kedaulatan negara Israel dengan transaksi barter tanah, yang kini dikuasai Israel, dengan Palestina.

Meridor juga mengusulkan agar isu pembangunan permukiman Yahudi jadi agenda pertama dalam perundingan langsung nanti. Usulan Meridor tersebut belum mendapat tanggapan dari AS ataupun Palestina.

Dua pejabat teras AS seperti diberitakan harian Haaretz, Rabu, telah tiba di Israel untuk merundingkan isu permukiman Yahudi itu dengan para pejabat Israel. Dua pejabat AS itu adalah anggota Dewan Keamanan Nasional AS, Daniel Shapiro, dan Deputi Utusan Khusus AS untuk Timteng David Hale.(AP/AFP/REUTERS/MON/MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com