Crowley menegaskan, Korut tidak akan mendapatkan apa-apa dari aksi-aksi semacam itu. ”Korut akan tetap diisolasi,” tutur Crowley mengacu pada sanksi Dewan Keamanan PBB 1874, yang dikeluarkan untuk menghukum Korut karena mengulang eksperimen senjata nuklir, tahun lalu.
Insiden penembakan artileri ini terjadi hanya satu hari setelah Korut menahan kapal nelayan Korsel yang dituduh memasuki wilayah zona ekonomi eksklusif Korut. Hingga Selasa, sama sekali belum ada pernyataan resmi pihak Korut terkait penangkapan kapal tersebut, padahal Korsel dan China sudah menanyakan secara resmi.
Sejak kapal Cheonan milik AL Korsel meledak dan tenggelam di Laut Kuning dekat perbatasan pada 26 Maret, kedua Korea saling berbalas ancaman yang memicu kekhawatiran pecahnya Perang Korea II.
Meski demikian, pengamat memperkirakan ketegangan ini tak akan berujung pada perang. Sumber-sumber diplomatik yang dikutip Reuters memperkirakan, tidak banyak yang akan dilakukan Seoul, kecuali unjuk kekuatan dengan menggelar latihan perang lagi.
Seoul sadar, investor akan lari jika perang benar-benar meletus. Investor sudah kebal dengan saling ancam antara Korut dan Korsel, tetapi jika benar terjadi perang, mereka akan bereaksi serius.
”Investor asing masih terus membeli saham kami, menunjukkan efek negatif (ketegangan) ini masih terbatas,” tutur Kim Jeong-hoon, analis pasar dari Korea Investment & Securities.