Musthafa Abd Rahman
Situasi kompleks di Asia Selatan dan Tengah, yang sarat persaingan antara India dan Pakistan, memaksa ISI dan Taliban tak bisa retak. Pemerhati Afganistan paham, sejak kudeta oleh kubu komunis di Kabul tahun 1978 hingga sekarang, ISI membina kelompok perlawanan bersenjata terhadap pemerintahan Kabul.
Uni Soviet melakukan invasi militer ke Afganistan pada 27 Desember 1979. Saat itu Presiden Pakistan Zia ul Haq memanggil Direktur ISI Jenderal Ahktar Abdur Rahman terkait tentang situasi Afganistan pasca-invasi Uni Soviet dan pengaruhnya terhadap stabilitas di Pakistan. Rekomendasi pun diberikan kepada Presiden Zia ul Haq agar Pakistan membina faksi-faksi perlawanan Afganistan untuk melawan pasukan pendudukan Uni Soviet.
Menurut ISI, taktik perang gerilya tidak hanya akan melelahkan pasukan Uni Soviet, tetapi juga bisa mengalahkannya. Rekomendasi ISI itu kemudian menjadi kebijakan resmi Pakistan terhadap Afganistan.
Pemerintah Pakistan memberikan kepercayaan penuh kepada ISI membina faksi-faksi perlawanan Afganistan, bahkan menyusupkan perwira ke Afganistan. Hubungan ISI dan faksi-faksi Mujahidin Afganistan pun kental.
Sebagian gerakan Mujahidin Afganistan kemudian mengambil basis di kota Peshawar, Pakistan. Sebagian lagi memilih wilayah Afganistan sebagai tempat berlatih dan basis serangan terhadap pasukan Uni Soviet.
Sering terjadi antara anggota perlawanan di Afganistan dan perwira ISI menganut paham yang sama bernuansa radikal. Banyak anggota ISI memelihara jenggot seperti layaknya aktivis kelompok Jamiat e-Islami atau Islam konservatif di Pakistan.
Tidak semua ISI menganut hal serupa. Itulah sebabnya muncul polarisasi antara kubu Islamis dan kubu sekuler, bahkan muncul faksi radikal di militer Pakistan.