Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Tak Henti Lembah "Sinar Harapan"

Kompas.com - 23/07/2010, 10:00 WIB

Persoalan terus menggelinding hingga akhirnya pecah pada tahun 1989. Beberapa kelompok menyerukan untuk merdeka dari India dan kelompok lain ingin bersatu dengan Pakistan. Kelompok separatis sudah 21 tahun memperjuangkan kemerdekaannya dari kekuasaan New Delhi. Perjuangan bersenjata sebetulnya dimulai ketika Kashmir, yang didorong oleh keberhasilan Afganistan merdeka dari Soviet, memulai gerakan serupa melawan India pada tahun 1980-an itu.

Konflik antara masyarakat Kashmir dan New Delhi telah melahirkan banyak korban. Selama 21 tahun itu konflik terjadi hampir setiap minggu dan bahkan bisa berlangsung berbulan-bulan seperti tahun lalu. Konflik pada tahun 2009 ditutup dengan ditembak matinya empat militan Kashmir di wilayah Warpora, dekat Sopore.

Seiring terus menguatnya kelompok-kelompok separatis, seperti Jaish-e-Mohammad, Lashkar-e-Toiba, dan kelompok pemberontak Hatkat-ul-Mujahedin, misalnya, konflik bersenjata semakin sering terdengar di wilayah Kashmir. Kota-kota seperti Srinagar, Sopur, Baramulla, serta kota-kota lainnya sering menjadi pusat pergolakan warga untuk menuntut kemerdekaan.

Permusuhan antara Kashmir dan penguasa India sudah menelan banyak korban jiwa. Korban tewas sepanjang konflik itu berkisar 47.000 orang hingga 68.000 orang. India menuding Pakistan telah mempersenjatai dan mendanai aksi-aksi militan Kashmir. Pakistan tentu saja membantah tudingan itu.

Sebelum konflik tajam mulai menjalar sejak tahun 1989, sebenarnya Kashmir adalah sebuah wilayah yang damai. di Kashmir yang damai itu hidup berdampingan sejumlah agama besar, beragam budaya dan tradisi. Kashmir terbagi dalam tiga wilayah, yakni Lembah Kashmir dengan lebih 90 persen penduduknya Muslim, Jammu dengan 60 persen pemeluk Hindu dan Ladakh 50 persen pemeluk Buddha. Di wilayah itu juga banyak pemeluk Kristen.

Hidup yang rukun dan bersatu dalam wilayah Kashmir itulah yang membuat Mahatma Gandhi memuji wilayah itu sebagai ”sinar harapan dalam kegelapan”. Konflik berkepanjangan belakangan ini, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, telah menjadikan Kashmir justru sebagai sebuah wilayah yang berada dalam ”kegelapan” karena telah berubah menjadi medan perang dan ladang pembantaian. (AFP/AP/REUTERS/BBC.NEWS/PASCAL S BIN SAJU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com