Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Minta Perhatikan Laut China Selatan

Kompas.com - 22/07/2010, 12:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Pertahanan; pimpinan TNI; serta pejabat terkait lainnya agar memberikan perhatian dan kepedulian terkait situasi keamanan di Laut China Selatan.

Kendati kawasan tersebut realtif stabil dalam kurun waktu 10-20 tahun belakangan ini, peluang konflik bisa saja terjadi. Terlebih, ada wilayah di kawasan tersebut yang diklaim oleh banyak negara, seperti Taiwan, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Jika kawasan tersebut bergejolak, maka lalu lintas pelayaran ekspor-impor akan terganggu.

Presiden mengatakan, saat ini ada ketegangan baru di Laut China Selatan. "Ada new tension antara Tiongkok dan Amerika Serikat atas kejadian beberapa saat yang lalu. Meskipun saya lihat tidak eskalatif dan menurut saya masih manageable, tetapi bagaimanapun, ada new tension di wilayah itu. Posisi dan misi diplomatik Indonesia sangat jelas, clear! Dan ini akan menjadi landasan ketika kita menjalankan misi diplomasi kita untuk ikut berkontribusi bagi penciptaan keamanan dan stabilitas wilayah itu," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna, Kamis (22/7/2010) di Kantor Presiden, Jakarta.

Indonesia sendiri, sambung Presiden, memiliki Pulau Natuna yang jaraknya tak berjauhan dengan kawasan tersebut. "Kita harus ingat bahwa sebagian kawasan itu dekat dengan zona eksklusif kita. Kita tidak mengklaim bagian dari Laut China Selatan, tapi kita juga punya pulau yang ada di depan, Pulau Natuna. Tentu kita punya planning ke depan, proyeksi Natuna di masa depan seperti apa untuk kepentingan perekonomian kita. Ini juga terpaut dengan situasi di Laut China Selatan itu," kata Presiden.

Presiden mengatakan, negara-negara yang terletak di sekitar Laut China Selatan harus menjadikan kawasan tersebut sebagai wilayah yang aman dan stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com