Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunggah Hak atas Makanan Sehat

Kompas.com - 12/07/2010, 03:22 WIB

Santi Ana Tiara (10) dari Kelompok Selada menulis di secarik kertas yang bergelantungan di Lorong Komitmen Jambore Sahabat Anak XIV. Ia meneruskan kalimat, ”Sehubungan dengan makanan sehat, komitmenku: Saya mau minum susu keladai.”

Santi bermaksud menyampaikan komitmen minum susu kedelai sebagai pengganti sumber protein tinggi susu, telur, dan daging. Ketiga sumber protein itu relatif mahal harganya. Susu kedelai harganya terjangkau, bahkan bisa dibuat sendiri.

Itulah Santi. Ia salah satu peserta dari sekitar 660 anak yang ikut Jambore Sahabat Anak (JSA) XIV, 10-11 Juli 2010, di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, yang didampingi 400 sukarelawan.

Menurut Ketua Sahabat Anak Linayati Tjindra, Minggu (11/7), jambore ini diselenggarakan khusus untuk anak-anak marjinal di Jakarta. Mereka ada yang peminta-minta di simpang empat, atau pengamen di bus- bus kota, atau di pasar-pasar membantu ibu mereka menjadi buruh pengupas bawang.

Susu sapi bagi mereka mungkin terlampau mahal.

”Makanan sehat tidak harus dibeli dengan mahal, tetapi diganti dengan bahan-bahan murah dan mudah diperoleh,” kata Linayati. Daripada minum es atau minuman instan lebih baik minum air putih. Mereka didorong minum air putih.

Mereka juga belajar membuat cincau, memasak dengan bahan baku ubi, kacang kedelai, dan pisang. Mereka diwajibkan ikut lomba memasak.

”Saya suka membantu memasak es pisang merah,” kata Jumaroh (10), dari Kelompok Bayam. Dia naik ke kelas V di Sekolah Dasar Negeri Tugu Utara. Setiap hari, ia membantu ibunya memasak tahu-tempe.

Lain lagi Kelompok Seledri— beranggotakan Deni Priyanto dan rekan-rekannya seperti Lukman dan Aang Haryadi, berusia 12-13 tahun—yang kebanyakan hidup mengamen di seputar Tanah Abang, Jakarta Utara. Mereka memasak kentang dan roti isi kornet. Lebih mewah. Ada lagi kelompok yang mengandalkan parutan keju.

Agak aneh. Ini berbeda dengan bayangan saat melalui Lorong Komitmen. Di sana bertebaran tulisan komitmen mereka: ingin memakan makanan sehat terutama sayur-mayur. Tetapi, tak apalah. Itu namanya mengunggah hak anak marjinal atas makanan sehat. Bagaimana merealisasikannya? Itu masalah tersendiri. (Nawa Tunggal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com