Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darfur Kembali Memanas

Kompas.com - 21/05/2010, 03:39 WIB

KHARTOUM, KOMPAS.com - Gerilyawan Darfur bertempur dengan pasukan pemerintah di wilayah timur Sudan, Kamis (20/5). Pertempuran itu merupakan yang terakhir dalam gelombang bentrokan yang telah memudarkan harapan untuk menghidupkan lagi proses perdamaian yang terhambat.

Perpecahan di kalangan gerilyawan dan bentrokan-bentrokan telah menjadi halangan utama bagi perundingan perdamaian yang ditengahi Qatar. Kelompok gerilya kuat Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) telah memperingatkan bahwa mereka akan menyerang pemerintah di mana pun setelah menghentikan perundingan dengan alasan daerah-daerah mereka dibom oleh pasukan Sudan.

"Rabu JEM pergi ke desa Um Sa’ouna dan mulai menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia," kata juru bicara militer Sudan. "Kami telah mengepung jalan-jalan keluar dari desa itu dan terlibat dalam bentrokan hebat dengan orang-orang yang keluar," tambahnya.

Juru bicara itu mengatakan, pasukan tidak bertempur di dalam desa Um Sa’ouna di daerah timur negara bagian Darfur Selatan, karena khawatir akan jatuh korban-korban sipil.

JEM mengatakan, pasukan militer telah ditumpas. "Pasukan kabur ke daerah Ed-Daeen dan She’aria," kata komandan JEM, Suleiman Sandal, menunjuk pada dua kota berdekatan.

Menurut Sandal, JEM kehilangan empat personel dan membunuh lebih dari 200 prajurit pemerintah. Tidak ada penjelasan independen mengenai kejadian itu.

Pemerintah Sudan dan JEM, kelompok pemberontak utama di Darfur, menandatangani perjanjian dan kerangka kesepakatan di ibukota Qatar pada 23 Februari, dan perjanjian final telah diharapkan bisa ditandatangani sebelum 15 Maret. Namun, perundingan perdamaian lebih lanjut antara JEM dan pemerintah Sudan, yang diadakan di Doha, ibukota Qatar, macet sejak gencatan senjata Februari, dan batas waktu 15 Maret untuk menyelesaikan perjanjian itu terlewatkan.

JEM pada 29 Maret mengancam akan memulai lagi perjuangan bersenjata mereka jika perundingan mencapai titik kebuntuan. Maju-mundur proses perdamaian antara kedua pihak berlangsung sejak tahun lalu.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur, pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com