Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia-Suriah Hidupkan Kembali Kemitraan

Kompas.com - 10/05/2010, 17:35 WIB

MOSKOW, KOMPAS.com - Presiden Dmitry Medvedev menyerukan Rusia dan Suriah menghidupkan kembali kemitraaan yang pernah terjalin, saat ia bersiap bertolak ke Damaskus, Senin (10//5/2010) untuk kunjungan pertama seorang kepala negara Rusia.

"Kita perlu meningkatkan dialog politik multidimensi," kata Medvedev dalam satu artikel untuk surat kabar Suriah Al Watan disiarkan Kremlin, Minggu malam menjelang kunjungan dua harinya ke negara itu.

Medvedev menyebut Damaskus, satu dari pusat-pusat paling penting politiknya Timur Tengah dan mendesak kedua negara mengembangkan hubungan ekonomi terutama teknologi tinggi.

Rusia berusaha meningkatkan perannya sebagai satu kekuatan penting di Timur Tengah dan ingin menghidupkan kembali hubungan sekutu lamanya. Hubungan itu melemah setelah Uni Sovyet pecah tahun 1991.

Suriah, salah satu dari beberapa negara mendukung Rusia dalam perangnya melawan Georgia tahun 2008, adalah sekutu dekat Moskow era Sovyet dan pembeli penting senjata-senjatanya.

Sergei Prikhodko, pembantu penting kebijakan luar negeri, mengatakan kerja sama militer akan masuk agenda dalam kunjungan itu tetapi ada perjanjian akan ditandatangani.

Pemimpin Kremlin itu dalam kunjungan ke Damaskus itu akan didampingi pemimpin pabrik pesawat militer Rusia Irkut, Oleg Demchenko, kepala pengekspor senjata Rusia Rosoboronexport, Anatoly Isiakin; dan kepala Badan Federal untuk Kerjasama Militer, Mikhail Dnirtriyev.

"Perusahaan gas Gazprom ingin memperluas kehadirannya di negara Arab itu, energi juga akan menjadi fokus utama perundingan-perudingan itu," kata Prikhodko.

"Gazprom siap mempertimbangkan kemungkinan ikut serta dalam proyek-proyek untuk membangun industri minyak dan gas Suriah," katanya kepada wartawan.

"Kami siap mempertimbangkan kemungkinan proyek untuk memasok gas alam dari Suriah ke Lebanon."

Kunjungan Medvedev itu dilakukan pada hari-hari setelah Washington memperpanjang sanksi-saksi AS terhadap Suriah selama satu tahun, menuduh negara itu mendukung kelompok-kelompok teroris.

Satu sumber senior di kalangan diplomatik mengatakan sanksi-sanksi AS terhadap negara itu menjadi pokok pembicaraan antara Washington dan Damaskus dan Moskow tidak ingin melibatkan diri.

"Saya yakin itu tidak baik dan tidak tepat bagi kami untuk ikut serta dalam diskusi ini," kata sumber itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com