Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permisi, Sepeda Mau Lewat

Kompas.com - 07/05/2010, 16:39 WIB

Ivan Sopandi (26) mengayuh sepedanya di antara impitan mobil dan sepeda motor yang menyalip dengan banal dari sisi kiri dan kanannya. Meskipun santai, warga Ciumbuleuit, Kota Bandung, itu berhati-hati menempatkan diri di tengah riuhnya kendaraan bermotor pada Kamis (6/5) pagi di Jalan Ir Juanda (Dago). "Saya mesti berhati-hati, khawatir ribut diklaksoni dan ditabrak," katanya.

Selama lima tahun ini Ivan bersepeda setiap kali menuju tempat kerjanya di sebuah gerai telepon seluler di Jalan Sindanglaya, Ujungberung. Jarak rumahnya di Ciumbuleuit dengan Ujungberung lebih dari 10 kilometer. Setiap pagi ia bersepeda melewati Jalan Siliwangi, Dago atau Dipati Ukur, Cicaheum, sebelum sampai di Sindanglaya.

Sudah beberapa kali Ivan terjepit atau diserempet kendaraan bermotor sampai jatuh. Klakson angkutan kota yang tidak sabar menunggu pesepeda lewat juga sering memekakkan telinganya. "Apalagi sekarang, pesepeda harus lebih berhati-hati karena kendaraan bermotor semakin banyak," katanya.

Ade Koswara (21), warga Buahbatu yang bekerja di sebuah restoran di Cihampelas, juga sudah tiga kali ditabrak kendaraan bermotor saat bersepeda ke tempat kerja. "Setang dan alat pindah gigi sepeda sampai harus diganti karena patah," tuturnya.

Rencana Pemerintah Kota Bandung membangun jalur sepeda (bike lane) tahun ini disambut baik oleh pesepeda. Dengan jalur sepeda, pesepeda tidak harus berebut ruas jalan dengan pengendara mobil dan sepeda motor. "Kemacetan bisa dihindari dan akan lebih cepat sampai di tempat kerja," ujar Ivan yang menyukai bersepeda karena hemat dan sehat.

Bisa untuk pejalan kaki

Saat tidak ada pesepeda yang melintas, jalur sepeda itu juga bisa dimanfaatkan pejalan kaki. Bahkan, seperti diungkapkan Ketua Bike to Work Bandung Satiya Adi Wasana, jalur itu nanti bisa digunakan kelompok difabel.

"Selama ini kelompok difabel juga belum mendapatkan hak mengakses jalan raya dengan aman," katanya.

Lebih dari itu, keberadaan fasilitas jalur sepeda diharapkan bisa memicu semangat warga menggunakan sepeda. "Jika dulu fasilitas dibangun karena ada kebutuhan warga, kini paradigmanya dibalik. Fasilitas dulu disediakan untuk merangsang keikutsertaan warga," ujar Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda.

Penurunan penggunaan kendaraan bermotor diharapkan bisa menekan angka polusi udara. Hingga pertengahan 2009 kota ini tercemar karbon monoksida (62.370,1 mikrogram per meter kubik), nitrogen oksida (5.296,2 mikrogram per meter kubik), hidrokarbon (5.668,5 mikrogram per meter kubik), dan materi partikulat tersuspensi (656,4 mikrogram per meter kubik).

Yang pasti keberadaan jalur sepeda sangat dinantikan warga kota. Jalur itu memperkecil risiko tabrakan dan tentu saja menghindarkan pesepeda dari gangguan klakson kendaraan bermotor. Kring", kring". Permisi, sepeda mau lewat". (RINI KUSTIASIH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com