Di bidang militer, kerja sama harus bertahap dan bertingkat karena baru dimulai dan prasangka-prasangka lama belum hilang sama sekali. Upaya ini perlu dimulai dengan CBMs (confidence building measures) atau tindakan-tindakan bersama untuk menciptakan saling percaya, seperti kunjungan para perwira, tukar- menukar siswa antar-akademi militer, hadir pada latihan-latihan perang, melakukan latihan-latihan bersama, saling mengunjungi antar-armada laut, serta melakukan tukar-menukar secara teratur penilaian strategis kawasan dan sebagainya.
Dalam hubungan dan kerja sama di Asia Timur dan Asia Pasifik perlu secara terus- menerus dilakukan tukar-menukar pandangan dan kebijakan demi kepentingan kerja sama kawasan yang bersangkutan, misalnya dalam soal dualisme antara ASEAN Plus Three (APT) dan East Asia Summit (EAS), jelas harus diambil putusan bersama agar bisa mendorong kerja sama regional secara efektif di kawasan.
Dalam hubungan ini sebaiknya APT diarahkan untuk kerja sama fungsional karena forum ini lebih kecil dan efektif serta telah 10 tahun lebih bekerja sama, tetapi dapat dibuka untuk anggota EAS lainnya bila dibutuhkan dan disetujui bersama. Adapun EAS merupakan forum dialog tentang masalah-masalah strategis melalui KTT dan tidak akan mempunyai lembaga-lembaga di bawahnya. AS dan Rusia dapat diundang pula ke dalamnya.
Akhirnya, bidang budaya (pendidikan dan ilmu pengetahuan) jangan sampai terabaikan karena penting menyelami nilai-nilai dan karakter bangsa, yang perlu bila kerja sama dan hubungan menjadi semakin erat. Ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan alat-alat dan sarana- sarana yang penting untuk menciptakan kader-kader untuk masa depan yang akan melakukan kerja sama ini. Indonesia dan China sama-sama membutuhkannya.