Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Udara Lumpuh

Kompas.com - 24/02/2010, 07:46 WIB
 

LONDON, KOMPAS.com - Industri penerbangan Eropa terguncang oleh gelombang baru aksi pemogokan para pekerjanya. Menyusul pemogokan para pilot Lufthansa, Jerman, para kru kabin British Airways Inggris pun menyepakati mogok.

Di Paris, Perancis, sejumlah penerbangan di dua bandara utama ibu kota itu terpaksa dibatalkan karena para pengatur lalu lintas udara memulai pemogokan lima hari. Setengah dari penerbangan masuk dan keluar dari Bandara Orly telah dibatalkan, sementara seperempat penerbangan dari Bandara Charles de Gaulle juga telah ditarik dari jadwal.

Aksi protes para staf pengatur lalu lintas udara itu dipicu kesepakatan yang dibuat enam negara untuk memodernisasi pengontrol lalu lintas udara. Menurut mereka, hal itu akan berdampak pada pengurangan pekerja.

Di Jerman, perusahaan penerbangan Lufthansa berharap seluruh penerbangan bisa kembali normal pada hari Jumat (28/2/2010) setelah para pilot sepakat menangguhkan pemogokan. Ratusan penerbangan sempat dibatalkan dan menimbulkan kekacauan perjalanan udara sejak Senin (22/2/2010).

”Tentu dibutuhkan beberapa waktu hingga seluruh pesawat kembali berada di 200 lokasi. Jaringan Lufthansa tersebar di seluruh dunia, dan para kru pun harus berada di posisi mereka masing-masing,” jelas juru bicara Lufthansa, Klaus Walther, kemarin.

Serikat pilot Lufthansa, Vereinigung Cockpit (VC), telah menyerukan pemogokan selama empat hari akibat sengketa terkait keamanan kerja. Para pilot khawatir Lufthansa akan mengurangi biaya bagi para staf dengan mengalihkan pekerjaan kepada orang-orang dari luar Jerman.

Awak kabin BA

Di London, Unite, yang mewadahi lebih dari 12.000 kru kabin British Airways (BA), mengatakan, para kru mayoritas memilih memberi suara untuk melakukan mogok. Ini adalah respons atas serangkaian tindakan pengurangan beban biaya yang dilakukan manajemen BA tahun lalu. Hal itu semakin meningkatkan prospek dilakukannya mogok kerja mulai pekan depan.

Harian Inggris The Financial Times melaporkan, pada pemungutan suara yang dilakukan Senin (22/2/2010), sebanyak 80,7 persen dari 78,7 persen anggota Unite yang memberi suara memilih ”Ya” pada pemogokan.

Meski hasil itu jauh lebih rendah dari pemungutan suara pada Desember tahun lalu, hasil pemungutan suara itu tetap lebih dari cukup bagi Unite untuk menggambarkan bahwa mandat mogok yang mereka peroleh ”sangat memuaskan”.

Jajaran pimpinan Unite belum memutuskan kapan pemogokan akan dilakukan. ”Diskusi mendalam terus dilakukan,” papar Len McCluskey, Wakil Sekretaris Jenderal Unite.

Menurut ketentuan, Unite memiliki waktu 28 hari dari tanggal hasil pemungutan suara untuk melakukan suatu tindakan, dan harus melakukan pemberitahuan tujuh hari sebelumnya jika akan melakukan suatu tindakan.

Dengan demikian, Unite sudah harus memberikan pemberitahuan paling lambat tanggal 14 Maret untuk melakukan aksi pada 21 Maret. Meski aksi meninggalkan pekerjaan hanya berlangsung beberapa jam, otoritas untuk melakukan pemogokan itu tetap valid sehingga tidak dibutuhkan pemungutan suara baru.

Di Frankfurt, kesepakatan untuk memperpanjang pemogokan hingga 8 Maret digagalkan, Senin (22/2) malam. Manajemen Lufthansa berhasil mendapatkan keputusan pengadilan untuk menghentikan pemogokan yang diserukan VC itu.

Sejumlah kalangan mengkhawatirkan, aksi pemogokan yang digalang di Jerman, Inggris, dan Perancis itu bisa merembet ke beberapa tempat lainnya di Eropa. Hal itu akan berdampak sangat buruk pada perekonomian Eropa secara keseluruhan, dan perekonomian setiap negara yang dilanda pemogokan.

Krisis ekonomi yang menimpa Eropa membuat banyak perusahaan penerbangan Eropa berupaya keras memangkas beban-beban biaya tinggi.

Para pilot, kru kabin, maupun staf pengatur lalu lintas udara yang berpenghasilan tinggi terancam kehilangan pekerjaannya. Ada kemungkinan peran mereka akan digantikan tenaga-tenaga baru yang bisa dibayar lebih murah. Tenaga baru itu berasal dari beberapa negara lain.(AP/AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com