Bunga api memercik menerangi malam saat para petugas penyelamat menggunakan peralatan berat. Petugas mencoba menggapai delapan orang yang diperkirakan ada di dalam bangunan Caribbean Market yang runtuh.
Para petugas penyelamat sebelumnya mengira telah mendeteksi sedikitnya satu orang yang masih hidup di bawah reruntuhan. Namun, setelah hampir enam jam mencari, mereka mengatakan tidak ada tanda-tanda kehidupan dan meninggalkan tempat itu.
Runtuhnya bangunan yang tadinya masih berdiri tegak sebagian itu terjadi saat seorang kontraktor swasta mengambil jenazah-jenazah korban gempa. Jenazah-jenazah itu diletakkan di sekitar bangunan dan ditutupi dengan kain putih.
”Ada penjarah di dalam bangunan,” kata Meir Vaknin, pengawas bangunan pasar itu. ”Saya sedang mencoba mengusir mereka dari dalam ketika bangunan itu runtuh.”
Hampir sebulan setelah gempa yang menewaskan 212.000 orang, ratusan ribu orang kini masih tidur di jalanan. Warga yang putus asa mulai turun ke jalan untuk memprotes ketiadaan makanan dan perumahan.
Banyak orang khawatir karena musim hujan akan datang, yang biasanya turun sekitar bulan Mei. Pekan ini, PBB memperkirakan sekitar 1,2 juta orang tinggal di kamp-kamp sementara. Dari jumlah itu, sebanyak 272.000 orang tinggal di tempat penampungan darurat.
Perdana Menteri Haiti Jean-Max Bellerive mengatakan, belum jelas bagaimana menampung 1 juta orang yang kini tinggal di jalan-jalan itu.
Menurut Bellerive, dibutuhkan tiga hingga empat tahun agar Haiti kembali ke keadaan semula. Juga diperlukan 10 tahun untuk membangun kembali 250.000 rumah yang hancur.