Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disiram Air Keras, Hariyati Kehilangan Wajah

Kompas.com - 10/02/2010, 09:38 WIB


KEDIRI, KOMPAS.com —
Derita seorang istri korban kekejaman suami yang dialami Siti Nurjazila alias Lisa, pasien face-off yang kini ditangani RSU Dr Soetomo, juga menimpa Hariyati (38), warga Desa Puhrubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Wajah ibu tiga anak itu melepuh setelah mukanya disiram air keras oleh suaminya sendiri, Irfan Efendi (40).

Air keras serupa hydrochloric dan asam nitrat memang sering digunakan untuk melukai orang lain. Padahal, dampak penyalahgunaan cairan tersebut jika mengenai kulit manusia amat mengerikan. Bekas luka sulit diperbaiki lewat operasi kulit. RSU Dr Soetomo mencoba membuat terobosan dengan melakukan operasi face-off terhadap Lisa sejak empat tahun silam. Lisa telah menjalani operasi setidaknya 14 kali, tetapi hingga kini wajah Lisa belum sepenuhnya normal dan masih menjalani perawatan.

Hariyati juga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga oleh suami menggunakan air keras seperti dialami Lisa. Dugaan sementara, suami Hariyati yang akrab disapa Pendik itu murka karena dibakar api cemburu.

Insiden itu terjadi Senin (8/2/2010) sekitar pukul 13.00 WIB saat Hariyati baru menginjakkan kaki di rumah sepulangnya dari Flores, tempat kelahiran Pendik. Gelas berisi seperempat liter air keras itu diguyurkan ke wajah lembut Hariyati. Akibatnya, muka perempuan itu melepuh dengan luka terbakar. Kebengisan Pendik berjalan mulus tanpa ada yang bisa menghalangi karena keluarga itu tinggal di rumah yang berjauhan dengan warga.

Di dalam rumah yang di kanan dan kirinya masih membentang lahan persawahan, Hariyati tersungkur. Kedua tangannya memegangi muka yang gosong.

Informasi yang terkumpul menyebutkan, Pendik dan Hariyati terlibat perang mulut sebelum Pendik nekat menyiramkan air keras. Warga baru tahu bahwa Hariyati menjadi korban kekerasan setelah Aridin, adik Hariyati, berteriak meminta tolong. Warga mendapati perempuan tersebut tersungkur di lantai rumah. Sementara Pendik sudah kabur mengendarai motor.

“Aridin yang memberi tahu perangkat desa. Dia meminta agar Pendik dihukum seberat-beratnya. Ternyata setelah saya cek, Hariyati telah disiram dengan air keras,” jelas Ketua RT 01 Mustain kepada Surya, Selasa (9/2/2010).

Siang itu juga warga melarikan korban ke RSI Al Arafah, rumah sakit terdekat. Perempuan malang itu mengalami luka parah di bagian muka. Hingga Selasa, kondisi luka bekas siraman air keras masih parah.

Menurut keterangan tim medis, kondisi luka Hariyati akan berakibat fatal karena mengancam retina mata. “Ancaman kebutaan terjadi kalau tidak segera ditangani lebih serius,” kata salah seorang perawat, Yasin.

Pihak rumah sakit menyarankan pasien dirujuk ke RSU Dr Soetomo, Surabaya. Namun, karena keterbatasan biaya, Selasa siang, keluarga Hariyati membawa korban pulang paksa. Korban hanya akan dirawat dengan cara berobat jalan. Hariyati dibawa pulang ke rumah ibunya, Mbah Jaminem (60).

Mbah Jaminem menutup diri atas musibah yang menimpa putrinya. Ia enggan memberikan keterangan kepada wartawan atau mengizinkan mengambil gambar. “Sudah Mas, kami tidak mau jadi tontonan,” kata Jaminem.

Namun, sebelumnya berhasil diperoleh keterangan dari Hariyati. Dengan menahan sakit dan terus menutup mukanya, ibu tiga anak itu mengakui bahwa ia telah disiram suaminya. “Suami saya sering mengamuk. Saya baru tiba dari Flores dan langsung disiram,” ungkapnya.

Kenapa setega itu? Menurut Hariyati, suaminya memang dikenal temperamental dan labil. Setelah bertahun-tahun bekerja menjadi buruh linting di PT Gudang Garam, Pendik meminta istrinya keluar dari pekerjaan. Ini terjadi sekitar setahun lalu. Pendik merasa cukup bahagia karena sudah punya rumah sendiri.

Belakangan, Pendik yang asli Flores malah meminta istrinya pergi ke Flores. Bersama anak bungsu, Hana (4), Pendik mengantar Hariyati ke Flores. Namun, setahun lalu Pendik pulang ke Desa Kembangan, Kecamatan Semen, tanpa Hariyati. Istrinya tetap di Flores. “Saya di sana jual keripik,” kata Hariyati dengan suara terbata-bata.

Menurut keterangan salah satu anggota keluarga, Pendik nekat menyiramkan air keras ke muka istrinya lantaran cemburu. Pendik mendengar kabar bahwa Hariyati telah berhubungan dengan laki-laki lain. Begitu mengetahui rencana kepulangan istrinya, Pendik merencanakan niat jahat. Pria yang tercatat sebagai residivis kasus narkoba itu kemudian menyiram muka istrinya setibanya di rumah.

Kapolsek Semen AKP Heri Siswoko menyatakan, polisi tengah memburu Pendik. Polisi mengamankan gelas bekas air keras. “Pendik adalah residivis narkoba. Dua tahun lalu sudah divonis. Kami sedang memburunya,” jelas Heri. Pendik telah melanggar Pasal 44 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Ia terancam hukuman 15 tahun penjara. (fai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com