Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CD Album Terbaru SBY Tersedia dalam Dua Versi

Kompas.com - 24/01/2010, 20:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dari album musisi kebanyakan, album ketiga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang bertajuk "Ku Yakin Sampai di Sana" dibuat lebih istimewa. Di samping karena digarap oleh musisi dan penyanyi-penyanyi andalan, album terbaru SBY ini istimewa karena rencananya akan dipasarkan dengan cara yang unik.

Album "Ku Yakin Sampai di Sana" ini nantinya akan dipasarkan dalam bentuk Compact Disc (CD) yang dibagi dalam dua versi, yakni versi kolektor dan versi biasa. Menurut musisi Reni Djayusman, yang juga terlibat dalam produksi album ini, CD album SBY sengaja dibuat dalam dua versi untuk menjangkau semua kalangan.

"CD yang versi biasa sengaja dibuat untuk mereka-mereka yang suka membeli versi bajakan. Harganya murah, enggak jauh beda dengan CD bajakan, cuma Rp 20 ribu," ujar Reni sambil berkelakar.

Sementara itu, CD versi kolektor sengaja dibuat dengan tampilan yang lebih menarik dan tentunya dengan harga lebih mahal. CD versi ini memang dikhususkan bagi mereka-mereka para pecinta musik yang berminat mengoleksi album SBY.

"CD versi kolektor dibuat lebih istimewa. Dalam satu paket CD terdiri dari satu CD yang berisi sembilan lagu dan ada beberapa CD yang isinya video klip dari tiap lagu," kata Reni saat ditemui Kompas.com dalam acara peluncuran album, Minggu (24/1/2010).

Uniknya, diakui Reni, bentuk CD album dengan versi seperti ini baru pertama kalinya dan satu-satunya diproduksi di Indonesia bahkan mungkin di dunia. Kabarnya, selain dipasarkan melalui toko-toko kaset dan CD yang ada di seluruh Indonesia, CD album SBY akan dipasarkan melalui sistem multi level marketing (MLM) dan satu perusahaan waralaba terkemuka dengan empat ribu unitnya yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com