Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aritonang: Tak Ada Motif Penjualan Organ Tubuh

Kompas.com - 14/01/2010, 12:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian hingga saat ini tak melihat adanya motif penjualan organ tubuh dalam kasus mutilasi oleh tersangka Baikuni (48) alias Babe kepada tiga bocah, yaitu Ardiyansyah (9), Adi (12), dan Arief (6). Ketiga bocah tersebut tewas di tangan Babe dengan modus yang sama.

"Sampai sejauh itu belum menemukan indikasi bahwa organ tubuh yang hilang itu diperjualbelikan dalam kasus mutilasi," ucap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang, di Mabes Polri, Kamis (14/1/2010).

Sebelumnya, selain pelaku pembunuhan berantai, ada dugaan bahwa Babe terlibat dalam sindikat penjualan organ tubuh.

Edward menjelaskan, jika ada bagian tubuh yang hilang pada korban, kemungkinan karena faktor-faktor lain. "Namanya juga mutilasi, sebagian dibuang di sini sebagian dibuang di sana. Ada juga organ tubuh yang cepat hancur. Tapi, sampai saat ini kami belum menemukan pembunuhan dengan mutilasi terkait motif penjualan organ tubuh," ucap dia.

Hal senada dikatakan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar. Dikatakan, pihaknya belum melihat ada indikasi penjulan organ. Menurut dia, ketiga korban mutilasi ditemukan dalam kondisi tubuh lengkap.

"Sementara belum ada. Jadi organ tubuhnya yang ditemukan lengkap," kata dia ketika dihubungi.

Seperti diwartakan, Babe yang bekerja sebagai pedagang asongan dan penampung pengamen jalanan tertangkap setelah melakukan pembunuhan bocah Ardiyansyah, seorang pengamen jalanan. Saat diperiksa, kepada penyidik tersangka mengaku telah membunuh dua korban lain dengan cara yang sama pada tahun 2007 dan 2008.

Modus tersangka adalah mengajak calon korban tinggal di rumah kontrakannya, setelah itu mengajak berhubungan intim. Tersangka membunuh korban jika tak mau melayani nafsu bejatnya. Tersangka lalu memutilasi korban menjadi beberapa bagian dan membuang potongan tubuh korban secara terpisah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com