Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Invasi Israel

Kompas.com - 27/12/2009, 08:51 WIB

Musthafa Abd Rahman

KOMPAS.com - Mutik Abdurrahman Ahmad dan lima putra putrinya kini hidup di rumah keluarga istrinya sejak rumah mereka di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara, hancur lebur akibat gempuran pesawat tempur Israel pada awal invasi Israel ke Jalur Gaza akhir tahun lalu.

Ahmad adalah potret dari penderitaan 3.500 warga Palestina di Jalur Gaza menyusul rumah mereka hancur lebur akibat gempuran pesawat tempur Israel selama invasinya ke Jalur Gaza itu.

Ahmad mengungkapkan telah mendapatkan ganti rugi dari pemerintah Hamas, tetapi belum cukup karena tidak sesuai dengan kerugian dari kehancuran rumahnya akibat gempuran itu.

Ia mengaku tidak mendapatkan rumah untuk disewa dan akhirnya terpaksa menumpang di rumah keluarga istrinya yang sempit dan hanya terdiri dari dua kamar berukuran kecil.

Ia menyayangkan, janji-janji untuk pembangunan kembali Jalur Gaza hingga saat ini ibarat angin lalu saja. ”Dunia kini hanya menonton penderitaan kami. Tidak seorang pun yang terketuk hatinya,” keluh Ahmad.

Menurut laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan pemerintah Palestina, masih ada sekitar 50.000 warga Palestina lagi yang menderita akibat rumah mereka mengalami kerusakan dalam skala ringan atau menengah akibat gempuran pesawat atau tank Israel.

Kisah derita warga Palestina akibat invasi Israel ke Jalur Gaza itu pun ibarat membuka lembaran yang tak pernah ada habisnya.

Adalah tepat setahun lalu, 27 Desember 2008, pesawat tempur, tank, dan armada artileri Israel secara serempak menggempur Jalur Gaza yang dihuni sekitar 1,5 juta warga Palestina. Mesin perang Israel secara leluasa tak mengenal ampun terus menggempur Jalur Gaza sampai 22 hari, dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009.

Israel berdalih serangan besar itu sebagai aksi balasan atas serangan roket faksi-faksi Palestina atas sejumlah sasaran di wilayah Israel selatan dan menghancurkan terowongan antara Jalur Gaza dan Mesir yang digunakan untuk penyelundupan senjata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com