MEKKAH, KOMPAS.com — Meski cuaca buruk dan terjadi banjir besar di Arab Saudi yang menewaskan 83 orang, puncak pelaksanaan ibadah haji berupa wukuf di Arafah, Kamis (26/11), berjalan lancar dan aman. Hari Jumat, jutaan anggota jemaah melempar jumrah sebagai rangkaian ibadah haji.
Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Subhan SD, dari Mina, Jumat malam. Sebagian dari total tiga juta anggota jemaah haji tahun ini masih tinggal menginap (mabit) di Mina, sekitar tujuh kilometer dari Mekkah, untuk melempar jumrah.
Sebagian jemaah pun telah melakukan rangkaian rukun haji, yaitu tawaf ifadah (berdoa sambil mengelilingi Kabah), sai (berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah), dan tahalul tsani (menggunting rambut) di Masjidil Haram setelah melakukan pelemparan aqabah di Jamarat Mina.
Keberangkatan jemaah haji sempat terganggu ketika mereka hendak menuju Arafah untuk wukuf. Hujan lebat yang mengguyur kawasan Jeddah dan Mekkah membuat Kota Suci tergenang. Tenda dan karpet yang sedianya untuk wukuf basah.
Hujan lebat yang jarang terjadi di Arab Saudi itu membuat kawasan di sekitar pantai Laut Merah di Jeddah, sekitar 60 kilometer dari Mekkah, diterjang banjir bandang.
Jumlah korban tewas akibat banjir itu, menurut Pemerintah Arab Saudi, mencapai 83 orang. Daerah terparah akibat hantaman banjir berada di bagian timur kota Jeddah dan sepanjang tepian jalan tol menuju Mekkah. Kawasan ini dihuni sebagian besar penduduk miskin. Mereka umumnya kaum imigran asing yang bekerja di kota sebagai sopir, pekerja konstruksi, dan pembantu rumah tangga. Di kawasan ini jalan-jalan tergenang, rumah-rumah roboh terbawa arus air, bahkan terjadi tanah longsor.
Menurut Kepala Pertahanan Sipil Jeddah Kapten Abdullah al-Amri, di antara korban tewas, tidak satu pun dari jemaah haji. Jemaah haji selamat dari bencana ini.
Meski sebelum jemaah berangkat ke Arafah terganggu hujan lebat, sesampai mereka di Arafah, saat wukuf udara cerah, bahkan panas, dengan angin cukup kencang.
Hari Kamis setelah maghrib, jemaah haji bergerak ke Muzdalifah. Pergerakan jemaah itu cukup lancar karena menggunakan transportasi sistem taradudi (shuttle). Mereka berangkat berdasarkan maktab masing-masing, tetapi tak sedikit yang berjalan kaki.
Setelah beristirahat dan mengambil kerikil, jemaah lalu bergerak kembali ke Mina pada Jumat dini hari. Jemaah kemudian mabit di Mina. Meski demikian, tak sedikit yang langsung melontar jumrah aqabah dan terus berjalan kaki ke Masjidil Haram.