Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Ancam Balik

Kompas.com - 13/11/2009, 05:32 WIB

SEOUL, KOMPAS. com - Korea Utara mengancam balik Korea Selatan atas insiden baku tembak di Laut Kuning. Negara komunis itu bahkan unjuk kekuatan dengan menyiapkan 1,2 juta tentara—sekitar dua kali jumlah pasukan yang disiagakan Korsel—untuk bertempur jika Korsel akan menyerang lagi.

Pihak Korut menegaskan, Korsel akan membayar mahal insiden yang menyebabkan kapal patrolinya terbakar, Selasa lalu. ”Tiada pintu maaf dan damai bagi pihak yang menginjak harga diri dan kedaulatan republik kami,” demikian pernyataan Korut.

Tidak disebutkan secara khusus bagaimana Korut akan menghadapi Korsel. Hanya terungkap, 1,2 juta militer Korut dalam siaga penuh untuk menghadapi 680.000 tentara Korsel. Namun, 28.500 militer AS di Korsel juga siap mencegah kemungkinan agresi militer Korut tersebut.

Provokasi baru

Korut meningkatkan kewaspadaan karena Korsel telah mengirim empat kapal perusak dan kapal perang ke sekitar Garis Batas Utara (Northern Limit Line/NLL), Laut Kuning. Salah satu kapal itu dilengkapi dengan torpedo dan peluru kendali. Langkah Korsel itu dinilai Korut sebagai bentuk provokasi baru setelah peristiwa Selasa, 10 November, serta peristiwa berdarah tahun 1999 dan 2002.

Hari Selasa lalu, satu kapal patroli AL Korut terbakar setelah baku tembak dengan kapal patroli AL Korsel. Dilaporkan, empat pelaut Korut menjadi korban, yakni satu tewas dan tiga luka. Pejabat militer Korsel hari Kamis kemarin memastikan korban tewas dan tiga luka-luka itu adalah perwira AL Korut.

Pada Juni 1999, sedikitnya 17 orang atau sebanyaknya 80 pelaut Korut tewas dalam pertempuran di NLL, Laut Kuning. Salah satu kapal Korut tenggelam, lainnya rusak. Benturan ini diikuti sembilan hari penyerangan oleh Korut ke perairan Korsel.

Kontak senjata kedua di Laut Kuning terjadi pada Juni 2002. Korsel menenggelamkan satu kapal fregat milik Korut. Sebanyak 13 warga Korut tewas dan 6 pelaut Korsel juga tewas dalam pertempuran di sekitar NLL itu.

Insiden Selasa lalu merupakan yang ketiga di Laut Kuning setelah diam tujuh tahun. Korut menyayangkan sikap Korsel yang mengirim lagi empat kapal perang ke Laut Kuing menyusul insiden 10 November tersebut. ”Pasukan Korsel akan dipaksa membayar mahal atas provokasi bersenjata itu,” kata pejabat seperti dikutip kantor berita resmi Korut, KCNA.

Sikap tegas Pyongyang atas insiden Selasa lalu dan provokasi baru itu juga dilaporkan oleh media-media milik pemerintah. Rodong Sinmun, jurnal yang diterbitkan Partai Komunis, menyebutkan, pasukan artileri Tentara Rakyat Korea (Korean People’s Army/KPA) siap menghadapi Korsel. Insiden hari Selasa lalu disengaja dan direncanakan sejak lama oleh militer Korsel.

Minju Josun, juga harian milik Pemerintah Korut, menyebutkan, pihak Korsel yang pertama melakukan provokasi. Langkah itu dilakukan Korsel demi menaikkan pamor politik menjelang lawatan Presiden AS Barack Obama ke Seoul dan Senator AS Stephen Bosworth ke Pyongyang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com