GARUT, KOMPAS.com — Terjangan gempa 7,3 skala Richter (SR) pada kedalaman 30 km di Samudra Hindia atau 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (2/9), mengakibatkan Kabupaten Garut menderita kerugian mencapai di atas Rp 1 triliun.
Jumlah kerugian menurut hasil penghitungan sementara itu dikemukakan Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) setempat, Hj Elka Nurhakimah, ketika dikonfirmasi, di Garut, Sabtu (5/9) siang.
Sementara kerugian lainnya berupa kehilangan lokasi usaha perdagangan termasuk rusaknya barang dagangan milik masyarakat. Oleh karenanya, diperlukannya segera biaya rehabilitasi rumah penduduk dan perkantoran, lanjutnya.
Terdapat pula kerusakan infrastruktur lainnya, yang total nilainya akan segera dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat, katanya. Hingga tiga hari pascaguncangan gempa bumi itu, aktivitas dan mobilitas perekonomian masyarakat belum sepenuhnya pulih karena mereka sebagian masih mengalami traumatis.
Kerusakan akibat gempa di Garut:
1. 2.925 rumah hancur.
2. 6.864 rumah rusak berat.
3. 3.702 rumah rusak sedang.
4. 14.100 rusak ringan.
5. 179 masjid rusak berat.
6. 59 masjid rusak sedang.
7. 136 masjid rusak ringan.
8. 257 SD, SMP, dan SMA mengalami kerusakan pada 689 ruangan.
9. Sebuah pondok pesantren, kantor kecamatan, beberapa puskesmas, puskesmas pembantu, RSU dr Slamet Garut, atap gedung DPRD, atap beberapa perkantoran di lingkungan Setda Garut serta atap perkantoran swasta lainnya.