Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Jalur buat Kami...?

Kompas.com - 31/08/2009, 07:56 WIB

Masalah parkir sepeda ini menjadi persoalan utama komunitas pesepeda. Pengelola gedung-gedung di Jakarta dan Bodetabek mungkin tidak mengantisipasi pesatnya pertumbuhan komunitas pesepeda ini. Umumnya pesepeda ini memiliki kendaraan roda empat, tetapi mereka memilih naik sepeda ke kantor karena memiliki visi ke depan bahwa bersepeda merupakan salah satu upaya menyelamatkan bumi.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan sepakat bahwa sepeda perlu mendapat tempat di mal-mal. Namun, Ridwan menyampaikan kesulitannya mengenali sepeda-sepeda yang diparkir karena tidak memiliki nomor. Selain itu, harga sepeda itu bukan lagi ratusan ribu, melainkan jutaan, bahkan ada yang hampir sama dengan harga mobil baru.

Tidak mudah

Pekerjaan rumah lainnya soal jalur sepeda. Toto mengakui, tidak mudah meminta jalur khusus sepeda di Jakarta. Namun, B2W mengajukan konsep urban park connector yang mengadopsi konsep di Singapura. Jalur sepeda dibuat di taman-taman. Di Jakarta, konsep ini bisa diterapkan di Taman Surapati dan taman terdekat. Namun, studi ini butuh waktu lama.

”Yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah jalur sepeda di sepanjang bantaran Kalimalang. Dinas Perhubungan dan Dinas PU DKI Jakarta sudah setuju, tinggal direalisasikan,” kata Toto.

Cara lain adalah menggaet para pengembang untuk menyediakan jalur sepeda. Pengembang-pengembang besar sebetulnya dapat bekerja sama. Pengembang BSD, misalnya, dapat membangun jalur khusus sepeda, bersambung ke kawasan perumahan Gading Serpong, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci.

Demikian pula pengembang Pantai Indah Kapuk membangun jalur sepeda, yang menembus ke kawasan Ancol. Kerja sama membangun jalur sepeda itu akan memberi nilai tambah bagi kawasan tersebut.

Pesatnya komunitas pesepeda diakui GM Marketing Polygon Indonesia Ronny Liyanto. Awalnya pesepeda memilih sepeda MTB, tetapi setahun terakhir ini sepeda lipat jadi pilihan. Pesanan sepeda lipat naik hingga 50 persen.

Sepeda lipat dapat ditenteng di dalam KRL dan bus transjakarta. Pengendara sepeda ke stasiun dan halte bus transjakarta dengan bersepeda. ”Kami sudah usulkan PT KA untuk menyediakan gerbong khusus bagi pesepeda,” kata Toto. Dia kecewa karena pernah membawa sepeda di gerbong KRL dan harus pula membeli tiket untuk sepedanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com