Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Iran Disiksa Hingga Tewas

Kompas.com - 14/08/2009, 11:05 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com-Pemimpin oposisi Iran yang kalah dalam pemilihan Presiden Juni lalu mengatakan sejumlah pendemo yang ditahan setelah aksi demonstrasi menentang hasil pemilu bulan lalu disiksa hingga mati di penjara.

Klaim ini disampaikan Mehdi Karroubi hanya beberapa hari setelah dia mengatakan sejumlah tahanan lainnya baik laki-laki maupun perempuan diperkosa di tahanan.

Pejabat setempat membantah tuduhan pemerkosaan tersebut, tapi mengakui adanya perilaku yang sewenang-wenang.

Wartawan BBC Jon Leyne melaporkan, oposisi menggunakan isu ini untuk menjaga tekanan politik tanpa secara langsung mempertanyakan kemenangan Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilu lalu.

Kamis kemarin, Karroubi menuduh sejumlah tahanan telah disiksa hingga mati. "Beberapa anak muda dipukuli hingga mati hanya karena meneriakan semboyan saat aksi demo setelah pemilu", demikian isi pernyataan situs Karroubi.

Karroubi juga mendesak agar dibentuk sebuah komite mandiri guna menilai bukti yang dimilikinya dalam "suasana yang tenang". Sebelumnya pada Minggu lalu, kandidat yang kalah dalam pemilihan Presiden ini mengklaim beberapa orang pendemo diperkosa saat di penjara.

Klaim ini didukung oleh sejumlah kelompok kemanusiaan, tapi dengan cepat dibantah juru bicara Parlemen, Ali Larijani dengan menyebut tuduhan tersebut tak beralasan. "Berdasarkan penyelidikan Parlemen, para tahanan tidak pernah diperkosa atau mendapat pelecehan seksual di dalam penjara Kahrizak dan Evin," kata Larijani.

Protes massa

Kondisi penahanan terhadap para pendemo juga dianggap kontroversial, dengan sejumlah kerusakan yang diklaim sebagai alasan bagi otoritas untuk bertindak menanggulangi kekerasan.

Pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khamenei telah menutup pusat tahanan Kahrizak dengan menyebut gagal untuk "menjaga hak para tahanan".

Pejabat kepolisian mengakui ada sejumlah orang yang ditahan sejak Juni lalu mungkin mendapatkan siksaan. Baik Parlemen Iran maupun pengadilan telah membentuk komite untuk menginvestigasi penangkapan pasca Pemilu dan sikap pemerintahan.

Wartawan BBC di Teheran Jon Leyne melaporkan isu mengenai kekerasan di penjara adalah sebagai keprihatinan atas kekerasan itu sendiri dan juga sebagai jalan untuk mengkritik pemerintahan Ahmadinejad, tanpa secara langsung menentang legitimasi atas terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran.

Pada hari Selasa, otoritas Iran mengatakan 4.000 orang ditahan saat aksi massa berlangsung setelah pemilihan Presiden 12 Juni lalu yang dikatakan oposisi sebagai penuh kecurangan. Jumlah orang yang ditahan dilaporkan lebih banyak dari yang diperkirakan, walau otoritas keamanan menyebut 3.700 di antaranya telah dibebaskan dalam jangka waktu beberapa hari setelah penahanan.

Pemimpin oposisi mengatakan 69 pendemo tewas dalam kekerasan pasca Pemilu, dua kali lebih banyak dari yang disebutkan oleh pejabat setempat yaitu sekitar 30 korban.

Kritik terhadap persidangan

Iran saat ini tengah mengadili lebih dari 100 tahanan dengan tuduhan berperan dalam aksi demonstrasi. Persidangan terhadap sejumlah tokoh oposisi, aktivis, wartawan, pengacara, pekerja untuk kedutaan asing dan dua orang warga asing, mendapatkan kritik dari beberapa negara lain, kelompok oposisi dan kelompok hak asasi manusia.

Tapi otoritas setempat bersikukuh dengan proses hukum ini dengan menyebut proses tersebut berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku dan selaras dengan norma pengadilan internasional.

Hasil resmi pemilihan umum telah diumumkan dengan hasil kemenangan bagi pemegang jabatan Presiden saat ini Mahmoud Ahmadinejad. Saat ini dia tengah menyusun kabinet, yang akan diajukan ke Parlemen untuk mendapatkan persetujuan pekan mendatang. Liputan media asing sangat dibatasi di Iran pasca aksi demonstrasi menolak hasil Pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com