Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Bikin Michael Jackson Tiada?

Kompas.com - 09/07/2009, 20:28 WIB

KOMPAS.com — Tragedi penggunaan obat yang berujung pada kematian kembali terulang. Kali ini menimpa seorang selebriti tingkat dunia yang dalam beberapa hari ini menjadi perbincangan masyarakat di berbagai belahan bumi, Michael Jackson.

Menurut keterangan CNN dan sejumlah media asing lain, saat melakukan latihan di Staples Center, California, dalam rangka persiapan konser di 50 negara, tulang punggung Michael Jackson terkilir dan menimbulkan rasa nyeri luar biasa.

Dokter pribadi Jackson, seorang kardiologis yang merupakan seorang Afro-Amerika, memberikan injeksi Demerol dosis tinggi untuk penghilang rasa nyeri. Obat pengurang nyeri lain yang juga diberikan adalah Dilaudid dan Vicodin. Dua yang terakhir diberikan per oral (diminum), dan ketiga obat tersebut diberikan secara bersamaan. Obat lain yang juga diminum antara lain adalah Zoloft dan Prilosec.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Farmakologi Indonesia Prof Iwan Dwiprahasto menjelaskan, Demerol berisi meperidine hidroklorida suatu analgetika narkotik yang memiliki aksi mirip morfin. Efek obat ini bersifat sentral, yaitu pada sistem saraf pusat, dengan aksi utama menghilangkan rasa nyeri, tetapi memberi efek sedasi (menidurkan).

Pemberian injeksi Demerol 60-80 mg setara dengan morfin 10 mg. Jika diberikan pada dosis tinggi akan memberikan efek berupa penekanan pada sistem pernapasan, tidur dalam, kolaps pada sirkulasi darah, dan henti jantung yang akhirnya menyebabkan kematian.

Dilaudid berisi hidromorphone hydrochloride suatu agonis opioid yang juga memberikan efek pengurang nyeri. Obat ini juga menekan sistem pernapasan karena menekan langsung pusat pernapasan. Efek pada kardiovaskular adalah hipotensi. Obat ini juga menyebabkan henti jantung pada dosis yang lebih besar dari yang dianjurkan, apalagi jika digunakan terus-menerus dalam beberapa hari bersamaan dengan obat opioid lainnya.

Vicodin berisi 2 obat pengurang rasa nyeri, yaitu hydrocodone (suatu analgetik narkotik semisintetik) dan acetaminophen, obat pengurang rasa sakit setara parasetamol. Efek hydrocodone mirip dengan kodein yang juga derivat morfin. Sekali lagi, obat ini juga menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat, hipotensi, kolaps sirkulasi darah, dan henti jantung sehingga menimbulkan kematian.

Sementara itu, Zoloft berisi sertraline hydrochloride, diindikasikan untuk terapi pada penderita dengan depresi, gangguan stres pascatrauma, dan obsesif kompulsif. Efek samping yang cukup berat dari obat ini adalah penurunan kesadaran yang dapat berlangsung cukup dalam dan lama.

Ketiga obat pengurang rasa nyeri yang dikonsumsi tersebut memang memberikan efek adiksi atau ketagihan. Jika ditilik dari penggunaan obat tersebut untuk mengatasi nyeri akibat terkilir (yang sebetulnya cukup dengan pengurang nyeri biasa dari golongan anti-inflamasi non-steroid), kemungkinan besar Jackson selama ini terbiasa mengonsumsi obat golongan opioid sehingga timbul adiksi, dan selalu memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mengatasi nyeri yang derajatnya sama sekalipun.

Secara farmakologi, interaksi ketiga obat pengurang nyeri yang digunakan oleh Jackson meningkatkan efek henti jantung yang bersifat ireversibel dan kemungkinan menjadi penyebab utama kematiannya. "Proses henti jantung dapat terjadi segera dan biasanya sulit dilakukan pertolongan yang adekuat, kecuali penderita berada di ICU," kata Iwan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com