Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Peringati Penangkapan Gilad Shalit

Kompas.com - 26/06/2009, 08:57 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel, Kamis (25/6), memperingati tahun ketiga ditangkapnya prajurit Gilad Shalit oleh Hamas. Sementara, Human Rights Watch (HRW) menyebut penahanannya yang berlanjut sebagai "kejam dan tak manusiawi".
   
Beberapa surat kabar menampilkan gambar prajurit muda tersebut, yang diduga ditahan di Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, di halaman depan. Keluarga, kawan dan pendukungnya berencana berkumpul di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv guna menyerukan pembebasan Shalit.
   
Shalit, yang saat itu berusia 19 tahun dan berpangkat kopral, ditangkap oleh pihak Hamas dan dua kelompok lain yang lebih kecil yang telah menyusup dari Jalur Gaza pada 25 Juni 2006, dan menyerang satu pos militer, serta menewaskan dua orang prajurit.
   
Shalit, yang telah dipromosikan jadi sersan selama ia ditahan, diduga disekap di satu tempat di dalam wilayah Jalur Gaza, yang telah dikuasai Hamas sejak Gerakan Perlawanan Islam itu merebut kekuasaan di daerah kantung Palestina tersebut dua tahun lalu.
   
Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa Israel baru-baru ini menerima keterangan melalui pejabat Mesir yang terlibat dalam upaya penengahan dengan Hamas bahwa Shalit berada dalam kondisi sehat. "Pemerintah Hamas mesti segera mengizinkan Sersan Gilad Shalit dari Israel berkomunikasi dengan keluarganya dan menerima kunjungan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC)." kata HRW, yang berpusat di New York, Amerika Serikat.
   
"Penahanan tanpa komunikasi yang berlarut oleh Hamas atas Shalit adalah perbuatan kejam dan tak manusiawi dan mungkin mengandung unsur penyiksaan," kata HRW dalam satu pernyataan.
   
"Pemerintah Hamas tak memiliki alasan untuk mencegah Shalit berhubungan dengan keluarganya dan dunia luar selama tiga tahun," kata Sarah Leah Whitson, yang memimpin cabang HRW di Timur Tengah.
   
"Menghukum Shalit sebagai protes terhadap Israel adalah tidak adil dan melanggar hukum," kata HRW. Ditambahkannya, "Hukum perang melarang perlakuan kejam dan tak manusiawi terhadap orang yang ditahan."
   
Kelompok hak asasi manusia di Israel B’Tselem menyerukan pembebasan Shalit dan juga mengatakan ia harus diizinkan menerima kunjungan keluarga dan ICRC. "Kondisi penangkapan Shalit tiga tahun lalu dan tindakan para penangkapnya jelas menunjukkan bahwa ia adalah sandera sah. Penyanderaan tentu saja dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," kata B’Tselem.
   
Israel dan Hamas telah berbulan-bulan mengadakan pembicaraan tak langsung melalui Mesir mengenai pertukaran tahanan yang akan menghasilkan pembebasan ratusan orang Palestina yang ditahan oleh Israel sebagai pertukaran bagi Shalit, tapi belum ada kesepakatan yang dicapai.
   
Hamas telah menolak permintaan oleh ICRC untu mengunjungi Shalit. Namun HRW menyatakan Israel juga telah melucuti hak kunjungan keluarga buat orang Palestina yang ditahannya.
   
Satu program ICRC yang memungkinkan anggota keluarga dari Jalur Gaza mengunjungi orang Palestina yang ditahan Israel dibekukan ketika Israel memberlakukan blokade ketat atas jalur pantai tersebut setelah pengambil-alihan kekuasaan oleh Hamas.
   
Kelompok hak asasi manusia itu juga menyatakan pemerintah Israel telah menahan anggota Hamas tanpa dakwaan di Tepi Barat Sungai Jordan, dalam penangkapan yang berkaitan dengan kasus Shalit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com