Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Tragis Martir di Iran

Kompas.com - 23/06/2009, 22:53 WIB

KOMPAS.com - Perempuan ini mewakili wajah tragis korban demonstrasi yang berubah menjadi aksi kekerasan di Iran belakangan. Neda Agha-Soltan (27) tewas dalam unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan di Teheran, Sabtu (20/6).

Perempuan yang pernah duduk di kelas filsafat Islam, Universitas Azid, Teheran itu, tertembak di jantung saat berlangsung bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran. Neda tewas meskipun beberapa rekannya berupaya untuk menolongnya. Video tayangan detik-detik terakhir menjelang kematiannya beredar luas di internet.

Beberapa saksi mata menyebutkan pejabat keamanan bergaris keras Iran telah melarang diadakan acara khusus untuk mengenang kematian Neda. Penutup jalan telah dipasang di depan sebuah masjid sebagai upaya pemerintah Iran untuk menghentikan upaya massa menobatkannya sebagai seorang martir.

Oleh karena itu pemakaman Neda, diputuskan oleh keluarganya, diadakan Minggu tidak dengan melibatkan massa yang berjumlah besar seperti direncanakan semula di taman makam Behesht-e-Zahra, Teheran bagian selatan.   

Kisah kematian yang menjemput Neda di antaranya disampaikan oleh tunangannya, Caspian Makan. "Ia (Neda) berada di dekat lokasi bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan," jelas Makan.

Makan menjelaskan sempat memintanya untuk tidak turun ke jalan melihat aksi demonstrasi. Namun, Neda menjelaskan bahwa unjuk rasa itu perlu diramaikan dengan kehadirannya meskipun sebutir peluru kemungkinan bisa saja menembus jantungnya.

 "Ia bersama dengan guru musiknya duduk di dalam mobil yang terjebak dalam kemacetan," ujar Makan. Makan menggambarkan Neda keletihan dan terlalu gerah berada di dalam mobil.

"Ia memutuskan untuk keluar dari mobil selama beberapa menit," ungkap Makan. "Saat itulah ia tewas tertembak."

Menurut Makan, tunangannya itu telah dengan sengaja dijadikan target penembakan paramiliter Basij. "Sebutir peluru menembus jantung dan paru-parunya dan mungkin selang 5 hingga 6 menit kemudian ia meninggal dunia."

Neda digambarkan oleh rekan-rekannya sebagai sosok periang yang memegang gaya hidup dengan nilai liberal maupun tradisional Iran. Keinginan terbesarnya adalah mendalami musik dengan mengambil les piano sebelum kematian menjemputnya.

Video saat terakhir Neda meregang nyawa beredar di YouTube, Twitter serta Facebook. Nama Neda bahkan telah menjadi topik hangat yang beredar luas dan diakses berulang kali di Twitter.

Sebuah kelompok sosial di Facebook menyampaikan ucapan belasungkawa dengan menyebutnya sebagai "Malaikat Iran." Sementara salah satu pesan belasungkawa yang beredar di Twitter bertuliskan, "Beristirahatlah dengan tenang Neda, dunia meratapi embusan napas terakhirmu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com